Satkopaska Koarmada III uji coba senjata mesin

10 Januari 2021 08:39 WIB
Satkopaska Koarmada III uji coba senjata mesin
Tim gabungan TNI AL bersama unsur kemaritiman menggunakan 'sea reader' saat melakukan patroli laut di perairan Sorong, Papua Barat, Selasa (22-12-2020). Lantamal XIV bersama unsur kemaritiman secara berkala melakukan patroli keamanan, kelancaran lalu lintas barang dan penumpang melalui jalur laut menjelang pelaksanaan Natal dan Tahun Baru 2021, sekaligus peningkatan kemampuan TNI AL dalam menghadapi ancaman non konvesional di perairan. ANTARA FOTO/Olha Mulalinda/foc.

'Mounting' untuk menempatkan senjata merupakan sarana penunjang pada heli, 'sea rider', KAL, dan kendaraan tempur lainnya.

Satuan Kopaska TNI AL Komandan Armada III melakukan uji coba steger atau mounting Agas, senjata mesin ringan (SMR) multiguna hasil kreativitas yang telah mendekati kesempurnaan.

Senjata mesin kreativitas pasukan elite Koarmada III yang monumental tersebut dapat dipasang di helikopter, sea rider, dan Kapal Angkatan Laut atau KAL.

Komandan Satkopaska Koarmada III Letkol Laut (P) Yudo Ponco Ari di Sorong, Ahad, mengatakan bahwa kreativitas terhadap senjata tersebut terus dilakukan penyempurnaan dengan ditambahkannya tiga komponen, yakni corong penangkap perangkai, kelongsong, kantong penampung, dan boks amunisi.

Dengan adanya komponen tersebut, kata dia, hasil buangan dari sisa tembakan berupa perangkai amunisi dan kelongsong bisa tertampung aman.

Baca juga: KRI Siwar dukung Pangkalan TNI-AL Palembang mencegah penyelundupan

Selain itu, penambahan boks amunisi juga membuat penembak tidak memerlukan bantuan orang lain sebagai penghantar amunisi.

"Mounting untuk menempatkan senjata merupakan sarana penunjang pada heli, sea rider, KAL, dan kendaraan tempur lainnya dalam memberikan bantuan dan perlindungan tembakan satuan atau prajurit yang melaksanakan aksi pada sasaran," katanya.

Ia mengatakan bahwa penamaan Agas terinspirasi dari serangga yang seakan-akan nyamuk, tetapi lebih kecil dan terdapat di tepi laut, sungai, dan kawasan semak.

"Agas mengandung racun menyebabkan rasa gatal. Agas binatang sangat kecil dan tidak terlihat tetapi menyiksa. Pada saat pembuatan mounting ini, kami terganggu dengan agas sehingga mounting multiguna ini dinamakan Agas," katanya menerangkan.

Baca juga: Ditjen Bea Cukai-TNI AL perkuat komitmen amankan fiskal di laut

Pewarta: Ernes Broning Kakisina
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021