Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Kasbani mengatakan pelapukan itu menyebabkan lolosnya air, sehingga lapisan pelapukan bebatuan breksi dan tufa itu menjadi bidang yang tergelincir atau longsor.
"Hujan yang turun dengan intensitas tinggi menjadi pemicu terjadinya gerakan tanah," kata Kasbani dalam keterangannya yang diterima di Bandung, Ahad.
Selain itu, menurutnya area yang longsor merupakan tebing lahan terbuka tanpa adanya vegetasi yang berakar kuat. Kemudian saluran drainase yang kurang baik menjadi salah satu faktor longsor menimpa pemukiman masyarakat di bawahnya.
Baca juga: Kepala BNPB berharap warga di daerah longsor Sumedang mau direlokasi
Baca juga: Gubernur sebut area yang terdampak longsor di Sumedang memang rawan
Dia merekomendasikan kepada seluruh pihak terkait untuk melakukan langkah mitigasi segera karena longsor masih berpotensi terjadi di kawasan tersebut.
"Harus mengantisipasi potensi longsor susulan mengingat daerah tersebut masih rawan longsor serta curah hujan yang tinggi," kata dia.
Dia juga meminta kepada masyarakat lainnya yang bermukim di wilayah yang memiliki potensi longsor agar bersiaga. Ciri-cirinya yakni seperti adanya gerakan tanah, retakan tanah, dan juga retakan pada bangunan.
"Jika ada kejadian itu segera melapor kepada pemerintah setempat dan mengungsi sementara hingga ada arahan dari pemerintah setempat," kata Kasbani.*
Baca juga: Tim SAR kembali temukan korban longsor Sumedang, total 13 tewas
Baca juga: Tagana dikerahkan untuk bantu evakuasi korban longsor di Sumedang
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021