"Sebanyak tujuh kapal laut dan empat rescue boat milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dikerahkan untuk membantu pencarian," kata Bupati Kepulauan Seribu, Djunaedi saat mendampingi Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meninjau proses pencarian di Kepulauan Seribu, Ahad.
Djunaedi menjelaskan, Pemprov DKI terlibat pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ182 sejak dinyatakan hilang kontak dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1).
Memasuki hari kedua, lanjut dia, pencarian kembali dilanjutkan dengan mengerahkan sebanyak tujuh kapal laut dan empat kapal penyelamat (rescue boat).
"Pagi tadi Pak Wakil Gubernur langsung turun ke lapangan turut serta melakukan pencarian bersama tim yang lain," katanya.
Djunaedi menyebutkan, ketujuh kapal tersebut dua di antaranya milik pemerintah kabupaten, satu dari Kecamatan Pulau Seribu Selatan, dua kapal dari Kelurahan Pulau Pari, satu kapal Kelurahan Pulau Tidung dan satu kapal Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
Sedangkan empat rescue boat masing-masing dua unit milik Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) dan Satpol PP DKI Jakarta.
Djunaedi menambahkan, proses pencarian di bawah komando Basarnas dengan konsentrasi luasan mencapai 96 nautical mile persegi. Pencarian di perairan Kecamatan Pulau Seribu Selatan itu dibagi menjadi empat zona.
"Dari unit rescue Damkar ada delapan personel yang ikut membantu proses pencarian bawah laut dengan penyelaman," kata Djunaedi.
Baca juga: Wagub ingatkan warga Jakarta tidak berikan informasi keliru SJ 182
Baca juga: Wagub DKI jamin tim evakuasi Sriwijaya Air bekerja maksimal
Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas (take off) dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Hingga kini tim SAR telah menemukan serpihan pecahan badan pesawat Sriwijaya Air, sebanyak 11 kantong jenazah berisi properti pesawat yang telah hancur, termasuk bagian tubuh penumpang lalu dikirim ke tim DVI untuk diindentifikasi.
Pewarta: Laily Rahmawaty/Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021