Tim penyelam dari Satuan Tugas Pramuka Peduli ikut membantu Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) atau Basarnas mengevakuasi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di Kepulauan Seribu.Mereka memiliki kualifikasi SAR dan selama ini membantu tim pencarian dan pertolongan bila ada bencana
"Ada dua 'scout diver' yang diminta Basarnas menjadi tim penyelam. Kami sedang menyiapkan posko di Jakarta International Countainer Terminal (JICT) 2 Tanjung Priok," kata Koordinator Lapangan Satuan Tugas Pramuka Peduli Fachrudi Fahim melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan pramuka penyelam tersebut adalah Abdul Wahab dan Oo Sudarna yang telah mendapatkan sertifikat internasional dan selama ini menjadi instruktur. Selain kedua penyelam, juga ada enam anggota Pramuka yang sudah di lokasi untuk membantu kelancaran operasi tersebut.
Satuan Tugas Pramuka Peduli telah berkoordinasi dengan Kwartir Cabang Kepulauan Seribu untuk membantu memantau evakuasi korban di pulaunya masing-masing. Kwartir Cabang Jakarta Utara juga ikut membantu Satuan Tugas Pramuka Peduli mendirikan posko di JICT 2 Tanjung Priok untuk mengoordinasi relawan Pramuka dari berbagai daerah dan kwartir cabang.
Baca juga: BMKG: Hujan ringan saat operasi pencarian Sriwijaya SJ-182
Wakil Ketua Kwartir Nasional Pramuka Bidang Pengabdian Masyarakat GKR Mangkubumi mengatakan telah menerima kesediaan 111 anggota Pramuka Peduli dari berbagai daerah untuk membantu Basarnas.
"Mereka memiliki kualifikasi SAR dan selama ini membantu tim pencarian dan pertolongan bila ada bencana," jelasnya.
Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1), pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 mil laut di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat tinggal landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes penerbangan, pesawat yang diproduksi pada 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Baca juga: Anggota DPR: Basarnas agar lebih fokus pada misi kemanusiaan
Baca juga: Basarnas harapkan semangat tim dan kesabaran keluarga korban
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021