"Maksimalkan pencarian korban, karena diduga bodi utama pesawat dan kotak hitam sudah dipegang oleh TNI AL," kata Dirpolair Korpolairud Baharkam Polri Brigjen Yassin Kosasih saat jumpa pers di atas Kapal Polisi Bisma 8001, Selasa.
Oleh sebab itu, kata dia, atas perintah pimpinan, petugas terutama penyelam diminta fokus kepada pencarian korban. Namun, hal itu tidak menutup kemungkinan jika menemukan kontak hitam di dasar laut.
Ia menegaskan pagi personel yang ragu-ragu untuk menyelam diminta untuk tidak terjun karena dikhawatirkan membahayakan keselamatan.
Baca juga: Tim SAR perluas area pencarian udara puing Sriwijaya Air
Baca juga: Korpolairud perluas areal pencarian korban Sriwijaya Air
"Ini bukan latihan tetapi ini tugas kemanusiaan," ujar dia.
Oleh sebab itu, petugas terutama penyelam yang merasa kurang sehat diminta tidak ragu untuk melapor ke tim medis.
"Kami membutuhkan anggota atau rekan-rekan yang betul-betul siap menyelam dalam kondisi sehat," katanya.
Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.*
Baca juga: Perhimpunan pilot imbau tak berspekulasi penyebab jatuhnya SJ 182
Baca juga: KRI Rigel-933 turunkan pendeteksi logam
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021