"Ada lima titik penyelaman dengan radius sekitar 20 meter," kata Yayan di KRI Rigel-933, Selasa.
Yayan menjelaskan penentuan lima lokasi penyelaman itu berdasarkan pemetaan dan analisis yang dilakukan KRI Rigel dengan seluruh sumber daya yang ada.
"Alat yang digunakan di antaranya magnetometer, HIPAP dan multibeam echosounder," ujarnya.
Hari sebelumnya, Senin (11/1) area pencarian berbentuk segitiga, 100 meter kali 100 meter kali 80 meter. Area pencarian itu mendapatkan empat kantong puing pesawat.
Yayan menyatakan tim penyelam dari Dislambair akan melakukan penguraian pada potongan-potongan material dari puing-puing pesawat yang kemungkinan besar diduga menimbun kotak hitam.
Baca juga: Cuaca di lokasi pencarian Sriwijaya Air SJ 182 cerah
Baca juga: Okky Bisma sempat tinggal bersama ibunya di Kramat Jati
Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak dan tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Baca juga: KRI Rigel-933 turunkan pendeteksi logam
Baca juga: Ketika pesawat penumpang mendarat di air
Pewarta: Fauzi
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021