"Kami memproyeksikan industri manufaktur pada 2021 akan tumbuh hampir 4 persen," kata Agus Gumiwang pada acara "Kick Off Diklat 3 in 1" serentak di tujuh Balai Diklat Industri (BDI) secara virtual dipantau di Yogyakarta, Selasa.
Selain optimisme terhadap pengendalian COVID-19, menurut dia, pertumbuhan itu juga didorong seluruh subsektor manufaktur yang kembali bergairah seiring pemulihan aktivitas ekonomi.
Baca juga: PMI Manufaktur Desember naik, Menperin: Ini capaian yang luar biasa
Ia mengatakan industsri manufaktur di Indonesia menunjukkan kinerja yang sangat memuaskan, khususnya pada akhir 2020.
Bahkan, di tengah masa pandemi COVID-19, menurut Agus, industri manufaktur dalam negeri mampu menembus fase ekspansi. Hal ini tercermin dari "Purchasing Managers Index" (PMI) Manufaktur Indonesia yang pada Desember 2020 menyentuh 51,3 poin.
"Poin ini merupakan sebuah capaian yang luar biasa di tengah-tengah pandemi dan ini merupakan titik tertinggi semenjak Markit melakukan survei di negara-negara Industri," kata dia.
Baca juga: Indeks naik, daya saing manufaktur RI ungguli India dan Vietnam
Tidak hanya itu, investasi di sektor industri manufaktur 2020 justru meningkat dibandingkan 2019 (year on year). Selain itu, ekspor produk-produk sektor manufaktur juga naik dibandingkan 2019. "Padahal kita sama-sama mengalami pandemi COVID-19, dunia juga sedang mengalami pandemi," kata dia.
Oleh sebab itu, menurut Agus, tidak mengherankan bahwa sektor industri masih menyumbang produk domestik bruto (PDB) terbesar mencapai 19,86 persen, di mana industri pengolahan nonmigas menyumbang 17,96 persen.
"Pemerintah terus mendorong penguatan industri semakin dalam dan terintegrasi sehingga menghasilkan produk-produk dengan inovasi baru dan bernilai tambah tinggi," kata dia.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021