Camat Pintu Rime Gayo Edi Iwansyah Putra yang dihubungi dari Takengon, Selasa mengatakan gajah mati tersebut kondisinya sudah busuk dan diperkirakan mati pada tiga hingga empat hari lalu.
"Warga menemukan gajah mati, Selasa (12/1)sekira pukul 10.00 WIB. Kondisinya sudah bau, bengkak, diperkirakan sudah mati tiga hingga empat hari," katanya.
Edi Iwansyah Putra menyebutkan, sepertinya gajah mati tersebut betina karena tidak tumbuh gading. Kalau dilihat dari tapak kakinya, gajah tersebut masih remaja.
Penemuan gajah mati tersebut berawal ketika warga hendak menggiring kawanan gajah liar agar menjauhi areal perkebunan warga. Gajah mati tersebut ditemukan di aliran anak sungai yang berada di wilayah Dusun Pasar Rakal.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk penanganan lebih lanjut. Tim BKSDA dari Banda Aceh juga sudah bergerak dan besok (Rabu) tiba di lokasi," katanya.
Baca juga: Konflik gajah-manusia di Aceh masih tinggi, sebut BKSDA
Edi Iwansyah Putra mengatakan untuk memastikan penyebab kematian gajah liar itu, maka harus menunggu identifikasi yang akan dilakukan tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh.
Baca juga: Selama 2020, terjadi 132 konflik satwa liar di Aceh
Dia berharap penanganan kematian gajah tersebut bisa cepat dilakukan, mengingat satwa dilindungi itu sudah menjadi bangkai di aliran anak sungai.
Baca juga: Menghalau gajah liar dari kawasan permukiman warga di Aceh
"Sungai ini sehari-hari dipergunakan oleh warga sebagai sumber air bersih. Karena itu, kami berharap bangkai gajah tersebut segera dikuburkan. Jika bangkai terlalu lama, dikhawatirkan mencemari air," kata Edi Iwansyah Putra.
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021