Keputusan regulator obat Swiss, Swissmedic, muncul beberapa hari setelah Badan Medis Eropa (EMA) memberikan lampu hijau untuk vaksin Moderna. Vaksin messenger RNA (mRNA), yang mengandalkan terknologi serupa dengan yang digunakan Pfizer-BioNTech, merupakan vaksin dua dosis yang pada uji klinis menunjukkan keampuhan 95 persen.
Swiss menghadapi gelombang kedua pandemi, dengan total infeksi sekitar 500.000 dan lebih dari 7.500 kematian, yang meningkat setiap harinya.
Swiss, yang meluncurkan imunisasi vaksin Pfizer-BioNTech sejak sebelum Natal, pekan ini membatalkan ajang balap ski Lauberhorn World Cup akibat kekhawatiran COVID-19.
Pejabat Kementerian Kesehatan memperkirakan bahwa Swiss akan menerima total 500.000 dosis vaksin pada Januari, dan satu juta dosis lagi pada Februari, dengan vaksin Moderna menambah totalnya.
"Setelah peninjauan komprehensif seluruh data keamanan, keampuhan serta kualitas yang diajukan, hari ini Swissmedic untuk sementara mengizinkan vaksin Moderna," kata regulator.
Vaksin itu dilengkapi dengan label "Buatan Swiss", sebab produsen obat kontrak Lonza membuat bahan aktifnya di pabrik mereka di Visp, dekat pegunungan Matterhorn.
Swiss memesan sekitar 15 juta dosis vaksin, termasuk dari AstraZeneca yang produknya belum mengantongi persetujuan, setelah menyisihkan 455 juta dolar AS untuk pembelian vaksin.
Tingginya permintaan global, ditambah dengan produksi yang terbatas, menandakan vaksin yang tersedia terlalu sedikit.
Namun, Swiss telah memberitahu 8,6 juta warganya bahwa siapa pun yang ingin divaksinasi kemungkinan besar dapat terealisasi pada musim panas mendatang.
Sumber: Reuters
Baca juga: Swiss restui vaksin COVID Pfizer-BioNTech
Baca juga: Perempuan 90 tahun menjadi penerima vaksin COVID pertama di Swiss
Baca juga: Menlu RI dalami kerja sama vaksin COVID-19 dengan Inggris, Swiss
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021