Kami terus memantau update terbaru dari Tim DVI Polri setiap harinya dan terus menyiagakan anggota kami agar dapat langsung melakukan tindak lanjut segera," kata Regy.
PT Jasa Raharja Cabang Kalimantan Barat, Rabu, menyerahkan santunan kepada keluarga korban musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 asal Kota Pontianak, Kalbar.
"Dengan sudah teridentifikasinya empat penumpang, satu asal Kalbar, yakni Hasanah asal Kota Pontianak, maka pihak kami siap memberikan santunan kepada ahli waris," kata Kepala PT Jasa Raharja Cabang Kalbar Regy S Wijaya di Pontianak, Rabu.
Dia menjelaskan korban asal Kota Pontianak atas nama Hasanah, kemudian tiga lainnya yang sudah teridentifikasi, yakni Okky Bisma asal Jakarta, kemudian Fadli Satrianto asal Surabaya, dan Asy Habul Yamin asal Jakarta.
"Kami turut berbelasungkawa atas musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182. Terkait santunan, kami telah menyerahkan kepada masing-masing ahli waris pada hari ini," ujarnya.
Dia menambahkan hari ini pihaknya telah menyerahkan santunan secara simbolis kepada ahli waris korban atas nama Asy Habul Yamin karena kebetulan ahli waris sedang berada di Sintang.
"Untuk korban yang berasal dari Kalimantan Barat yaitu Hasanah, penyerahan secara simbolis belum dapat kami lakukan karena ahli waris masih berada di Jakarta," ungkap Regy.
Pihaknya menyatakan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 15/PMK.010/2017, besarnya santunan yang diserahkan kepada ahli waris korban, untuk korban meninggal dunia sebesar Rp50 juta. Pihaknya juga memastikan proses pengurusan santunan tidak dikenakan biaya atau potongan apapun serta dilakukan dengan proses transfer bank.
"Santunan kami serahkan secara utuh tanpa potongan apapun dan tanpa biaya apapun. Kami terus memantau update terbaru dari Tim DVI Polri setiap harinya dan terus menyiagakan anggota kami agar dapat langsung melakukan tindak lanjut segera," kata Regy.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 mil laut di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat tinggal landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes penerbangan, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Pewarta: Andilala
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021