Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui data penerima vaksinasi COVID-19 tahap awal terhadap para tenaga kesehatan masih ada kekurangan dan belum ideal."Kita tidak bisa menunggu. Itu cara yang terpikirkan untuk mulai melakukan vaksinasi COVID-19. Kita mulai dengan segala kekurangan," tuturnya.
"Kekurangan pasti ada. Data 1.486.000 tenaga kesehatan didapatkan dari Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kementerian Kesehatan," kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR yang diikuti melalui akun Youtube Komisi IX DPR RI Channel di Jakarta, Rabu.
Budi mengatakan tidak semua tenaga kesehatan yang terdaftar mendapatkan pesan singkat sebagai penerima vaksin karena tidak terdata nomor teleponnya. Setidaknya terdapat 30 ribu data tenaga kesehatan yang tidak dilengkapi dengan nomor telepon.
Untuk tenaga kesehatan yang termasuk sasaran mendapatkan vaksinasi tahap pertama tetapi tidak menerima pesan singkat, bisa mendaftarkan diri secara manual melalui telepon 119.
Karena itu, Budi berpesan kepada para tenaga kesehatan, bila ada rekannya yang termasuk sasaran vaksinasi tetapi tidak menerima pesan singkat agar diingatkan untuk mendaftarkan diri.
"Kita tidak bisa menunggu. Itu cara yang terpikirkan untuk mulai melakukan vaksinasi COVID-19. Kita mulai dengan segala kekurangan," tuturnya.
Dalam rapat kerja tersebut, permasalahan penentuan penerima vaksinasi COVID-19, terutama yang menerima pesan singkat, menjadi salah satu hal yang dipertanyakan anggota Komisi IX DPR.
Salah satu anggota Komisi IX yang mempertanyakan hal itu adalah Saleh Partaonan Daulay yang menilai data merupakan salah satu permasalahan penting dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19.
"Data harus clear. Masalah data itu tidak gampang," ujar politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu. (T.D018)
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021