"Kami telah memasang puluhan hingga ratusan karung berisi pasir sebagai pemecah ombak sementara," kata Kepala Seksi Kedaruratan, Logistik, Rehabilitasi, dan Rekrontruksi Bidang Penanggulangan Bencana Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Natuna Elkadar Lismana.
Elkadar mengatakan pemecah ombak tersebut dipasang untuk mengantisipasi bencana alam seperti banjir, puting beliung, gelombang tinggi, dan abrasi pantai.
Dikatakannya, saat ini cuaca ekstrem sedang melanda pulau terluar Indonesia itu, di mana gelombang laut Natuna tengah mencapai ketinggian 6 hingga 9 meter disertai hujan deras dan angin kencang.
Baca juga: Dua rumah warga di Natuna roboh dihantam ombak tinggi
Baca juga: Sea Rider lanjutkan pencarian kotak hitam saat gelombang tinggi
"Cuaca ekstrem mengancam keselamatan warga, terutama yang tinggal di kawasan pesisir. Apalagi sudah terdapat dua unit rumah warga roboh diterjang ombak tinggi, Rabu malam," ujarnya.
Selain itu, katanya, upaya antisipasi bencana dilakukan melalui kegiatan membersihkan sampah di seputar lokasi pantai di Kecamatan Bunguran Selatan.
Lalu, memotong kayu pohon kelapa yang tumbang dan dijadikan tanggul penahan ombak.
"Tim dan relawan penanggulangan bencana alam Natuna siap siaga menghadapi potensi serta dampak bencana alam di tengah kondisi cuaca buruk," kata Elkadar.
Pihaknya turut mengimbau warga tetap mewaspadai potensi bencana alam yang tidak menutup kemungkinan dapat menimbulkan korban jiwa.
"Pada dasarnya, kita semua tidak ingin terjadi bencana alam. Tapi warga tetap harus siaga dan waspada, salah satunya dengan menjaga dan mencintai alam lingkungan sekitar," demikian Elkadar.*
Baca juga: BMKG: Waspadai gelombang tinggi 4 meter di perairan Aceh
Baca juga: BMKG: Waspadai tinggi gelombang 2,5 meter di perairan Baubau
Pewarta: Ogen
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021