"Kita masih konsentrasi untuk mendapatkan korban, kemudian juga CVR (cockpit voice recorder) sampai saat ini belum kita dapatkan, begitu juga dengan puing pesawat," kata Direktur Operasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Brigjen TNI (Mar) Rasman di Dermaga 2 JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Jumat.
Upaya pencarian akan dilakukan dari udara, permukaan laut, dan bawah permukaan laut di wilayah Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, tempat pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh pada 9 Januari 2021.
Area pencarian Search Rescue Unit (SRU) Udara mencakup tiga sektor seluas 222 mil laut (NM2) di sekitar Kepulauan Seribu.
Pencarian di sektor pertama pada ketinggian 1.000 kaki dilakukan dengan mengerahkan Helikopter Basarnas HR-1301. Polisi Udara dikerahkan untuk melakukan pencarian di sektor kedua pada ketinggian 1.500 kaki. Personel TNI melakukan pencarian di sektor ketiga pada ketinggian 1.000 kaki.
Dalam upaya pencarian bawah air, Tim SAR Gabungan akan menyisir empat sektor dengan luas total 16 NM2. Tim SAR mengerahkan KR Baruna Jaya, KRI Rigel, Tim MGS, dan KS Ara Kemekomarves untuk pencarian di bawah air. Tim menggunakan Metal Detector Underwater dan Remote Operated Underwater Vehicle (ROV) dalam pencarian di bawah air.
Selain itu, tim melakukan pencarian di permukaan air dengan fokus di 10 titik di sekitar perairan Kepulauan Seribu hingga wilayah pesisir pantai di Pulau Laki, Pulau Lancang, dan beberapa pulau di Kepulauan Seribu.
Hingga hari ke-enam pada Kamis (14/1), Tim SAR Gabungan sudah mengevakuasi bagian tubuh korban dalam 239 kantong, serpihan kecil pesawat 40 kantong, dan potongan besar pesawat 33 kantong. Tim SAR gabungan juga sudah menemukan satu dari dua bagian dari kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada 12 Januari 2021.
Baca juga:
239 kantong jenazah terkumpul selama enam hari evakuasi Sriwijaya Air
Baruna Jaya temukan lokasi duga cockpit-ekor pesawat Sriwijaya SJ 182
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021