"Secara month to month (mtm/bulanan), kenaikan impor 14 persen itu karena kenaikan impor migas dan nonmigas," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Jumat.
Ia menjelaskan impor migas Desember 2020 senilai 1,48 miliar dolar AS, naik
36,57 persen dibandingkan November 2020 sedangkan sedangkan peningkatan impor nonmigas sebesar 11,89 persen dengan nilai 12,96 miliar dolar AS.
Ada pun secara tahunan (year on year/yoy), impor tercatat turun tipis 0,47 persen karena impor migas turun 30,54 persen, sementara impor nonmigas tumbuh 4,71 persen.
"Perkembangan impor secara bulanan juga menunjukkan pattern yang tidak biasa. Biasanya pada bulan Desember impor itu agak turun, ekspor juga agak turun, karena banyak hari libur tapi itu tidak terjadi di Desember 2020," imbuh Suhariyanto.
Baca juga: Ekspor Indonesia pada Desember 2020 capai 16,54 miliar dolar AS
Peningkatan impor Desember 2020 terjadi baik untuk barang konsumsi, bahan baku, dan barang modal. Impor barang konsumsi meningkat 31,89 persen mtm dan 3,87 persen yoy; impor bahan baku tumbuh 14,15 persen mtm walaupun turun 2,02 persen yoy; dan barang modal tumbuh 3,89 persen mtm dan 3,17 persen yoy.
Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan impor yang besar adalah bawang putih, mesin AC dan buah-buahan seperti jeruk mandarin dan apel segar yang diimpor dari China.
"Komoditas lain adalah daging beku yang kita impor dari India. Itu yang menyebabkan barang konsumsi kita mengalami peningkatan 31,89 persen," katanya.
Baca juga: Neraca perdagangan RI Desember 2020 surplus 2,1 miliar dolar AS
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021