Koordinator Tempat Penyelamatan Satwa BKSDA Jambi Sahron di Jambi, Jumat, mengatakan bahwa beruang madu yang direhabilitasi terdiri atas tiga beruang dewasa dan dua anak beruang.
Ia menjelaskan bahwa rehabilitasi meliputi upaya untuk membangkitkan insting beruang madu untuk bertahan hidup, termasuk mencari makanan, di alam liar.
"Kandangnya saja didesain seperti tempat beruang yang hidup di alam," katanya.
Menurut Sahron, lima beruang madu yang menjalani rehabilitasi di tempat penyelamatan satwa di Mendalo merupakan beruang yang diserahkan oleh warga ke BKSDA Jambi, termasuk satu beruang yang menjadi korban penganiayaan warga.
"Saat diserahkan ke TPS (tempat penyelamatan satwa), beruang tersebut masih berusia beberapa bulan. Saat ini beruang tersebut baru lima bulan direhabilitasi, artinya usia beruang tersebut belum satu tahun," katanya tentang beruang yang menjadi korban penganiayaan.
Menurut Sahron, Tempat Penyelamatan Satwa BKSDA Jambi di Mendalo merupakan satu satunya tempat penyelamatan satwa di Sumatera yang memiliki fasilitas memadai untuk merehabilitasi beruang.
Taman penyelamatan siswa yang beroperasi sejak Maret 2020 itu telah melepasliarkan tiga beruang madu.
Di Tempat Penyelamatan Satwa BKSDA Jambi di Mendalo saat ini ada 22 satwa yang menjalani rehabilitasi, yang meliputi beruang madu, kukang, ungko, elang, burung kakatua, rangkong, tapir, rusa, dan buaya.
Di antara 22 satwa yang sedang menjalani rehabilitasi, ada 13 satwa yang sudah siap dilepasliarkan yakni lima kukang, tiga beruang, dua ungko, dan tiga buaya.
"Saat ini masih dalam proses administrasi untuk menetapkan dimana lokasi pelepas liaran satwa tersebut," kata Sahron.
Baca juga:
Beruang madu kembali muncul di kawasan Kelok 44 Agam
BBKSDA Riau evakuasi anak beruang madu lumpuh dari perkebunan sawit
Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021