"Supaya tidak terjadi kelangkaan, maka kami menyiagakan Fuel Terminal BBM terdekat dengan daerah terdampak bencana, seperti Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan," kata Unit Manager Communication & CSR MOR VII Sulawesi Laode Syarifuddin Mursali yang dihubungi dari Palu, Jumat.
Dia menjelaskan, langkah antisipasi Pertamina menggunakan pola Regular alternative on emergency (Rae) bergerak dari jalur wilayah Utara memanfaatkan pasokan Fule Terminal BBM Donggala dan depot elpiji mini, kemudian jalur Selatan mengerahkan Fuel Terminal BBM Makassar dan Parepare.
"Kami juga akan membuka pasar murah di Sulawesi Barat guna mencegah terjadinya kelangkaan elpiji, khususnya produk bersubsidi," ujar Laode.
Dia mengemukakan, distribusi BBM ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan lembaga penyalur resmi lainnya dipastikan tetap normal di Sulawesi Barat pascagempa 6,2 magnitudo.
Selan itu, pihknya juga memastikan sarana dan fasilitas milik Pertamina di wilayah Kabupaten Majene dan Kota Mamuju aman dari dampak gempa.
"Kami terus memantau kondisi operasional Pertamina di Mamuju, Majene dan sekitarnya terutama yang paling dekat dengan pusat gempa, kemudian sarana dan fasilitas lembaga penyalur resmi Pertamina dilaporkan tidak ada mengalami kerusakan," ucap Laode.
Selain itu, sejumlah sarana dan fasilitas di wilayah terdekat yaitu Mamuju terpantau dalam kondisi aman diantaranya Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Tampa Padang, lalu satu Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE), enam agen elpiji bersubsidi dan delapan SPBU di wilayah tersebut, selain itu tiga agen elpiji bersubsidi di Majene serta tiga SPBU juga beroperasi normal.
"Dalam situasi seperti ini kami tetap bersiaga, dan Pertamina sebagai salah satu perusahaan pengelola minyak bumi dan gas memastikan pasokan energi selalu terpenuhi saat masa tanggap darurat bencana, sebab BBM dan elpiji menjadi kebutuhan masyarakat," kata Laode menambahkan.
Pewarta: Muhammad Arshandi/Moh Ridwan
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021