“Tindakan pertama adalah memberikan pertolongan darurat kepada korban. Sesudah itu mendirikan posko-posko bantuan,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PMI Pusat Sudirman Said saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan sudah menjadi prosedur operasi standar di PMI bahwa para relawan sudah harus berada di lapangan enam jam setelah bencana.
Baca juga: Dua orang selamat dari reruntuhan Kantor Gubernur Sulbar
Kemudian, ujar dia, langkah tersebut akan dilanjutkan dengan pendirian posko-posko bantuan PMI dalam satu atau dua hari ke depan.
Sembari pemberian pertolongan darurat kepada para korban, PMI juga terus melakukan asesmen atau upaya untuk mendapatkan data dan informasi di lapangan.
Secara umum, bantuan juga dimobilisasi dari PMI provinsi sekitar di antaranya PMI Sulawesi Tengah dan PMI Sulawesi Selatan. Termasuk pula dari PMI Pusat sudah mengirim tim untuk mempercepat proses asesmen tersebut.
“Bantuan juga kita terima dari mitra gerakan seperti International Federation of Red Cross (IFRC),” kata eks Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tersebut.
Baca juga: BNPB: 34 orang meninggal akibat gempa Sulbar
Selain itu, tim PMI Sulawesi Barat serta kabupaten dan kota di sekitar pusat bencana terus berkoordinasi dengan BNPB termasuk instansi terkait dan pemerintah daerah setempat.
Sebelumnya, gempa dengan magnitudo 6,2 yang terjadi di wilayah Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat pada Jumat pukul 01.28 WIB menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan.
Gempa tersebut berpusat enam kilometer timur laut Kabupaten Majene 2.98 LS-118.94 BT pada kedalaman 10 kilometer.
Baca juga: Polda Sulteng kirim lagi 52 personel Sabhara bantu korban gempa Majene
Baca juga: Gempa Sulbar, Kemenhub: Aktivitas penerbangan masih berjalan normalpp
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021