• Beranda
  • Berita
  • Kemristek mendukung penelitian "post marketing" GeNose

Kemristek mendukung penelitian "post marketing" GeNose

15 Januari 2021 18:37 WIB
Kemristek mendukung penelitian "post marketing" GeNose
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kemenristek Ali Ghufron Mukti menyambungkan kantong berisi hembusan nafasnya dengan alat GeNose C19 di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (7/1/2021). Kementerian Riset dan Teknologi menghibahkan satu unit GeNose C19 yang merupakan karya tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) kepada Kemenko PMK untuk disosialisasikan dan dimanfaatkan secara masif oleh seluruh masyarakat Indonesia guna mendeteksi COVID-19. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj. (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

penelitian lanjutan itu penting terutama untuk memastikan GeNose lebih akurat dan dapat diandalkan dari alat skrining lain untuk tes COVID-19.

Kementerian Riset dan Teknologi mendukung penelitian lebih lanjut untuk "post marketing" GeNose yang merupakan alat skrining COVID-19.

"Tentunya saja sebagai Menristek memberikan dukungan penuh kepada tim Prof Kuwat dan dr Dian (tim pengembang GeNose) untuk melakukan penelitian lanjutan 'post marketing'," kata Menristek Bambang PS Brodjonegoro dalam Webinar GeNose C19 - Inovasi Teknologi Alat Kesehatan Anak Bangsa di  Jakarta, Jumat.

Menristek Bambang menilai penelitian lanjutan itu penting terutama untuk memastikan GeNose lebih akurat dan dapat diandalkan dari alat skrining lain untuk tes COVID-19.

"Dan itu hanya bisa dilakukan dengan evaluasi atau penelitian 'post marketing' sekaligus memperbaiki akurasi dari GeNose itu sendiri ," tutur Menristek Bambang.

Penelitian post marketing bertujuan untuk memantau efektivitas dan kemanfaatan alat skrining COVID-19 berbasis embusan nafas, GeNose, setelah dirilis di pasaran.
Baca juga: Menristek: Perlu standar Kemkes untuk harga tes menggunakan GeNose
Baca juga: Menko PMK upayakan Kemenkes dan KPC-PEN gunakan Genose C19 dan CePAD


Dia juga mendorong tim pengembang GeNose dari Universitas Gadjah Mada untuk meningkatkan akurasi dari GeNose.

Dalam mendeteksi COVID-19 berbasis embusan nafas dan menggunakan kecerdasan buatan, GeNose memiliki sensitivitas 92 persen dan spesifitas 95 persen.

Menristek berpesan agar tim pengembang terus menjaga kualitas GeNose bahkan setelah alat skrining COVID-19 itu digunakan di tengah masyarakat.

Selain itu, Menristek Bambang juga menyarankan agar tim pengembang GeNose dapat mengembangkan suatu sistem GeNose untuk pemakaian di fasilitas tertentu seperti di bandar udara, sekolah dan kampus.

"Ini kalau dibuat sistem akan memudahkan pemakai," tuturnya.

Misalnya, jika GeNose digunakan di bandar udara, maka perlu suatu sistem agar hasil tes bisa langsung diakses dari telepon genggam pengguna yang memanfaatkan GeNose untuk tes COVID-19 sehingga menghindari antrean panjang di bandar udara. Begitu juga di sekolah dan kampus.

"Saya harapkan GeNose ini tidak hanya sekadar alat tapi kita buat sistem ini sangat membantu proses 3T (testing, tracing, treatment) supaya kehidupan dengan memperhatikan protokol kesehatan bisa berjalan dengan baik," katanya.
Baca juga: Forum Rektor dorong perguruan tinggi gunakan GeNose C19 dan CePAD
Baca juga: Kemenristek hibahkan alat deteksi COVID-19 GeNose C19 ke KSP

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021