Sicknick tewas satu hari setelah ia beradu fisik dengan beberapa massa pendukung Trump, yang juga melakukan berbagai bentuk serangan terhadap para petugas keamanan, demikian diberitakan oleh harian New York Times (NYT), Jumat (15/1).
FBI melaporkan detail pemeriksaan itu dalam sebuah surat yang dikirimkan ke beberapa lembaga swasta dan pihak lainnya, Jumat, NYT melaporkan.
Sicknik sempat kena semprotan merica dan pukulan di kepala saat massa pendukung Trump menerobos masuk ke dalam Capitol, kata ayah polisi itu minggu lalu.
Sicknick sempat kehilangan kesadaran saat ia dilarikan ke rumah sakit terdekat di Washington. Petugas ambulans melakukan tindakan pertolongan pertama yang bertujuan membuat Sicknick kembali sadar.
Namun, Sicknik meninggal satu hari setelahnya.
FBI belum menjawab pertanyaan terkait laporan NYT dan interogasi terhadap massa pendukung Trump.
Kematian Sicknick, yang diyakini sebagai aksi pembunuhan, masih diselidiki oleh Kepolisian Metropolitan Washington. FBI membantu kepolisian dalam penyelidikan tersebut.
Sicknick merupakan orang kelima yang meninggal dunia akibat kerusuhan di Capitol pada Rabu (6/1) minggu lalu.
Presiden Trump mengerahkan para pendukungnya ke Washington untuk berunjuk rasa dan ia mendesak massa untuk mencegah Kongres mengesahkan hasil pemilihan presiden. Trump kalah dari rivalnya, Joe Biden, pada pilpres November 2020.
Korban jiwa juga ditemukan di antara massa pengunjuk rasa.
Sedikitnya 14 polisi yang bertugas di Capitol mengalami luka-luka, kata FBI sebagaimana dikutip dalam laporan New York Times.
Sumber: Reuters
Baca juga: Garda Nasional akan bawa senjata saat jaga pelantikan presiden AS
Baca juga: Garda Nasional berjaga 24 jam di Capitol setelah pengepungan
Baca juga: Kali kedua Trump dimakzulkan, 10 "Republikan" menyetujui
Perusuh pro-Trump menyerbu Capitol AS, bentrok dengan polisi
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021