"Teman-teman kita dari penerbangan ini semua ingin bantu, mencari tahu apa yang menyebabkan kecelakaan ini bisa terjadi," kata investigator KNKT R Yunus Ardianto di Dermaga JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu.
Memasuki hari ke delapan operasi SAR, sebanyak delapan orang investigator memeriksa puing-puing pesawat Sriwijaya Air SJ-182, empat orang di antaranya merupakan investigator asing salah satunya dari Boeing.
Baca juga: Buntut musibah SJ 182, Kemenhub inspeksi seluruh Boeing 737 Classics
Mereka tiba di Dermaga JICT sekitar pukul 13.15 WIB, didampingi KNKT.
Selama sekitar 20 menit, mereka mengamati sejumlah puing pesawat Sriwijaya Air.
Namun, tidak ada keterangan pers yang diberikan setelah meninjau puing Sriwijaya Air SJ-182.
Meski demikian, Ardianto menjelaskan kedatangan mereka untuk mengidentifikasi agar dapat melakukan antisipasi ke depan sehingga pemicu yang membuat kecelakaan serupa tidak terulang.
Baca juga: Sederet fakta dan kecelakaan Boeing 737-500 di seluruh dunia
"Sehingga dengan tahu penyebab ini kita bisa informasikan kepada semua untuk membuat antisipasi bagaimana agar ke nantinya tidak terjadi kecelakaan, jangan sampai ada penyebab yang sama," imbuhnya.
KNKT, lanjut dia, memiliki sejumlah mitra dari beberapa negara termasuk produsen pesawat di antaranya dari Boeing, GE, Transport Safety Investigation Bureau (TSIB) Singapura dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) Amerika Serikat.
Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 merupakan jenis Boeing 737-500 yang jatuh pada Sabtu (9/1) di posisi 11 mil laut di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, atau di sekitar perairan Kepulauan Seribu.
Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak dan tiga bayi.
Sedangkan 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021