Warga di enam desa, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, yang terdampak gempa bumi dan longsor sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah daerah maupun relawan lainnya.Hingga hari ketiga setelah gempa, belum ada bantuan yang masuk. Banyak warga yang rumahnya rubuh karena gempa, ada juga yang terkena longsoran, itu juga butuh bantuan.
Kepala Desa Kabiraan Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene, Fajaruddin yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon milik relawan FTI UMI Makassar Zakir Sabhara, Ahad, mengatakan, enam desa yang terdampak itu sangat memprihatinkan.
"Hingga hari ketiga setelah gempa, belum ada bantuan yang masuk. Banyak warga yang rumahnya rubuh karena gempa ada juga yang terkena longsoran itu juga butuh bantuan," ujarnya.
Ia mengatakan kebutuhan mendesak yang seperti kebutuhan untuk anak bayi dan balita, kebutuhan khusus perempuan seperti pembalut serta susu formula.
Baca juga: Gubernur Bengkulu galang donasi untuk bencana Kalsel dan Sulbar
Baca juga: Polda Sulbar amankan jalur distribusi logistik di perbatasan
Kebutuhan mendesak lainnya adalah alat berat untuk membuka akses yang terisolasi di Kecamatan Ulumanda, pecahan wilayah dari Kecamatan Malunda yang juga daerah terisolir.
"Belum banyak bantuan maupun relawan yang masuk ke wilayah kami. Yang pertama masuk itu relawan FTI UMI dan banyak membantu warga di sini," katanya.
Sementara itu koordinator Tim Relawan FTI UMI Makassar Zakir Sabhara mengatakan ada beberapa daerah di Kecamatan Ulumanda itu terisolir karena gempa dan longsor, tidak dapat diakses menggunakan kendaraan roda empat.
"Kami berharap ada bantuan dari pemerintah atau BNPB maupun BPBD supaya daerah terisolir ini bisa diprioritaskan. Bantuan mendesak adalah alat berat untuk membuka akses," katanya.
Adapun enam desa yang terisolasi di Kecamatan Ulumanda dan butuh bantuan alat berat yakni Desa Sambabo, Kabiraan, Tande Allo, Ulumanda, Popenga dan Desa Panggalo.*
Baca juga: BMKG imbau masyarakat Sulbar tak terpancing informasi sesat
Baca juga: Kementerian ESDM pastikan stok bahan bakar di Sulbar dan Kalsel aman
Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021