Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan mencatat data sementara jumlah pengungsi korban gempa di Provinsi Sulawesi Barat yang masuk ke Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan hingga, Rabu, tercatat 629 orang.Untuk data hari ini gelombang ketujuh jumlah pengungsi asal kota Mamuju yang tiba di Makassar 74 orang. Hanya saja, 55 orang masih bertahan di penampungan sementara di aula kantor dinas, selebihnya diambil keluarganya dan Dinsos Kabupaten Gowa, Sulse
"Sampai hari ini total pengungsi yang masuk ke Makassar melalui Bandara Lanud Sultan Hasanuddin 629 orang," sebut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Sulsel, Gemala Faoza di sela menerima pengungsi di kantornya, jalan Andi Pangeran Pettarani, Makassar, Sulsel, Senin.
Untuk data hari ini gelombang ketujuh jumlah pengungsi asal kota Mamuju yang tiba di Makassar 74 orang. Hanya saja, 55 orang masih bertahan di penampungan sementara di aula kantor dinas, selebihnya diambil keluarganya dan Dinsos Kabupaten Gowa, Sulsel.
Ia menjelaskan, pengungsi yang difasilitasi Dinsos tersebut diketahui berasal dari Balikpapan, Kalimantan Timur dan Jawa Tengah, dan akan pulang ke kampung halamannya sembari menunggu keberangkatan selanjutnya.
Selain itu, selama di tempat penampungan, pengungsi akan menjadi tanggungan pemerintah provinsi Sulsel. Meski demikian rata-rata pengungsi berharap dibantu untuk dipulangkan ke kampungnya, karena di Sulbar sudah tidak memiliki apa-apa pascagempa.
Baca juga: BNPB: 19.435 orang mengungsi akibat gempa Sulawesi Barat
Baca juga: Pemprov Sulsel siap tampung pengungsi akibat gempa Sulbar
"Untuk pemulangan kita meminta petunjuk pimpinan bagaimana caranya dibantu untuk bisa kembali di kampungnya," papar Gemala.
Saat ditanyakan apakah masih ada gelombang pengungsi akan datang ke Makassar, kata dia, sementara menunggu kedatangan gelombang ke delapan, dengan perkiraan puluhan orang dari Pangkalan Udara (Lanud) TNI Angkatan Udara Sultan Hasanuddin.
"Info terbarunya akan datang lagi (pengungsi) malam ini sebanyak 90 orang. Tim sudah menunggu di Lanud Sultan Hasanuddin untuk menjemput mereka lalu diasesmen sebelum masuk ke tempat penampungan, setelah itu mungkin ada keluarga yang menjemput," katanya.
Mengenai tempat penampungan pengungsi sementara, tambah dia, sudah memadai. Di aula Dinsos Sulale telah dipasang velbet atau tempat tidur darurat yang menampung 70 orang, kemudian rumah dinas, bisa menampung 80 orang, bahkan panti milik Dinsos Innang Matutu jika diperlukan bisa digunakan.
"Kalau masih diperlukan kami juga punya ruangan di Masjid sebagai penampungan sementara. Bila pengungsi lebih banyak, kami pu telah berkoordinasi dengan Asrama Haji untuk bisa menampung 100 orang, "tambahnya.
Salah seorang pengungsi bernama, Sakiem asal Solo, Jawa Tengah berharap bisa segera dipulangkan ke kampung halamannya dan berencana kembali ke Sulbar setelah kondisi normal dan benar-benar aman.
" Kalau bisa segera pulang. Nanti ke Sulbar lagi kalau kondisinya aman disana. Kalau sekarang takut kembali, katanya sering ada gempa susulan, "harap Sakiem penjual bakso yang sudah 19 tahun berjualan di Sulbar itu.
Baca juga: Pemprov Sulteng diminta gratiskan antigen COVID-19 pengungsi gempa
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021