"Objek pencarian di bawah (laut) itu semakin sedikit, kita pun juga akan mempersempit," kata Direktur Operasi Badan SAR Nasional Brigadir Jenderal TNI (Mar) Rasman di Dermaga JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa.
Baca juga: Basarnas kumpulkan total 310 kantong jenazah korban pesawat SJ 182
Baca juga: Serpihan banyak ditemukan di barat dan selatan FDR Sriwijaya Air
Menurut dia, operasi SAR hari ke-11 ini masih tetap sama dengan operasi hari sebelumnya dan pencarian pada masa perpanjangan kedua ini akan lebih difokuskan di sektor yang selama ini banyak menemukan objek pencarian.
Adapun sektor itu dibagi dalam empat di sekitar perairan Kepulauan Seribu dengan luas setiap sektor mencapai 15-30 meter.
"Jadi kita tidak lagi menyebar terlalu jauh. Kita lebih fokus ke situ," imbuh Rasman.
Nantinya, di sektor tersebut tim akan melakukan penyelaman dengan total penyelam mencapai 300 orang. "Penyelam kita masih tetap semangat, masih fit, masih motivasi yang luar biasa," katanya.
Sementara itu, hingga hari ke-10 pada Senin (18/1), tim gabungan mengevakuasi bagian tubuh korban yang dikumpulkan dalam 310 kantong.
Selain itu, serpihan kecil pesawat dalam 60 kantong dan serpihan besar 55 bagian, satu bagian kotak hitam, yakni data penerbangan atau flight data recorder (FDR), dan casing atau pembungkus CVR.
Operasi SAR pencarian korban Sriwijaya Air SJ-182 hari ke-11 ini diperpanjang tiga hari hingga 21 Januari 2021.
Baca juga: Basarnas perpanjang tiga hari lagi untuk pencarian SJ 182
Baca juga: Basarnas yakin peluang temukan CVR pesawat SJ-182 makin besar
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 jenis Boeing 737-500 jatuh pada Sabtu (9/1) pada posisi 11 mil laut di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, atau di sekitar perairan Kepulauan Seribu
Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang, terdiri dari 40 dewasa, tujuh anak-anak dan tiga bayi. Sedangkan 12 orang lainnya adalah kru pesawat, enam diantaranya adalah kru ekstra.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021