Pengiriman itu akan dibawa oleh seorang delegasi otoritas Palestina ke wilayah pendudukan di Tepi Barat melalui Yordania, kata pejabat Israel itu, yang tidak ingin disebutkan namanya.
Sang pejabat menambahkan bahwa impor vaksin telah disetujui oleh kementerian kesehatan Israel.
Menteri kesehatan Palestina pekan lalu mengeluarkan "persetujuan darurat" untuk mengelola vaksin Sputnik di daerah tempat Palestina menjalankan pemerintahan sendiri yang terbatas.
Sebelumnya, pemerintah setempat pada Minggu (10/1) menyebutkan bahwa warga Palestina kemungkinan akan menerima dosis pertama vaksin COVID-19 pada Maret 2021 setelah Otoritas Palestina (PA) meneken perjanjian pembelian dengan perusahaan farmasi multinasional AstraZeneca.
Dalam kesempatan itu, Otoritas Palestina menuding Israel telah mengabaikan kewajibannya menyediakan vaksin COVID-19 untuk para warga Palestina yang tinggal di daerah pendudukan.
Israel saat ini dianggap sebagai negara yang paling unggul dalam pengadaan vaksin per kapita, tetapi bangsa Palestina di wilayah pendudukan, yaitu di Tepi Barat dan Jalur Gaza, belum dapat mengamankan persediaan vaksin COVID-19.
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Palestina Yasser Bozyeh mengatakan bahwa selain AstraZeneca, PA juga berupaya mendapatkan vaksin COVID-19 buatan Moderna, Johnson & Johnson, dan Rusia.
Sumber: Reuters
Baca juga: Palestina akan terima vaksin COVID-19 pertamanya Maret 2021
Baca juga: Israel izinkan penggunaan vaksin COVID Moderna
Baca juga: Israel temukan empat kasus varian baru COVID-19 yang sangat menular
Aneksasi Israel dan COVID-19 perparah kondisi rakyat Palestina
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021