Rumah Sakit KRI dr Soeharso-990 menyiapkan layanan kesehatan untuk para korban bencana gempabumi di Kota Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat.
"Kami melakukan dua pelayanan yakni pelayanan umum di tenda skrining dan pelayanan operasi di kapal rumah sakit KRI Soharso," kata Kepala Rumah Sakit KRI dr Soeharso-990, Mayor Laut (K) dr Agung Malinda di dermaga Rangas Lanal Mamuju, Selasa.
Agung menjelaskan pelayanan umum dilakukan di komplek Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) oleh beberapa dokter umum. Selanjutnya, jika skrining awal ditemukan adanya indikasi untuk dilakukan operasi, maka pasien dibawa ke RS KRI dr Soeharso-990.
"Di rumah sakit, kami lakukan skrining lanjutan untuk menentukan apakah dilakukan tindakan operasi atau tidak," ujar Agung.
RS KRI dr Soeharso-990 memiliki tiga fasilitas kamar operasi dengan dua dokter bedah, untuk melayani perawatan hingga 20 orang pasien. Rumah sakit juga dilengkapi fasilitas penunjang diantaranya X-Ray, USG hingga laboratorium.
KRI dr Soeharso-990 tiba di Mamuju pada tanggal 18 Januari 2020 dan melayani para korban gempa bumi sampai masa krisis dinyatakan selesai.
"Kami siapkan kemampuan selama 14 hari pelayanan," kata Agung.
Selain itu, RS KRI dr Soeharso terus berkoordinasi dengan rumah sakit daerah untuk saling membantu, jika ada hal yang tidak bisa ditangani.
Baca juga: Ratusan warga korban gempa di Mamuju mengantre untuk mendapatkan tenda
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan status penanganan bencana gempabumi dengan magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat sebagai tanggap darurat.
Penetapan status tanggap darurat itu dilakukan Gubernur Sulawesi Barat, HM Ali Baal Masdar melalui surat nomor 001/Darurat-SB/I/2021, sejak 15 Januari 2021 sampai 28 Januari 2021.
Baca juga: Sebanyak 103 satuan pendidikan rusak akibat gempa Sulbar
Baca juga: Satgas: Tim masih cari tiga korban gempa yang belum ditemukan
Baca juga: Peneliti ingatkan denah bangunan yang sederhana lebih tahan gempa
Pewarta: Fauzi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021