"Ini untuk membantu masyarakat yang tidak tertampung di rumah sakit," kata Komandan Korem (Danrem) 142 Taroada Tarogao itu saat konferensi pers yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Secara bertahap, petugas akan memindahkan masyarakat yang menjadi korban gempa bumi dari rumah sakit ke KRI Suharso yang merupakan kapal rumah sakit milik TNI AL. Meskipun demikian, Brigjen Firman menyadari tidak semua korban bisa ditangani di atas kapal tersebut.
Untuk mengantisipasi kekurangan fasilitas layanan kesehatan di lokasi bencana, maka dalam waktu dekat akan didirikan rumah sakit lapangan.
"Insya Allah tiga hari ke depan jika tidak ada halangan rumah sakit lapangan akan digelar," katanya.
Bantuan rumah sakit lapangan tersebut merupakan salah satu respons dari TNI kepada masyarakat Kabupaten Mamuju yang menjadi korban gempa bumi magnitudo 6,2.
Setidaknya, rumah sakit lapangan itu akan disiapkan selama satu bulan ke depan atau hingga pasien-pasien korban gempa bumi dapat disembuhkan.
Dalam rangka menampung para pengungsi, Satgas Penanganan Bencana Gempa Sulbar telah menyiapkan beberapa klaster penampungan, sekaligus menyiapkan kebutuhan dasar masyarakat.
Kebutuhan itu, kata Firman, mulai dari air minum, makan, air bersih, komunikasi hingga penerangan juga disiapkan oleh Satgas Penanganan Bencana gempa bumi di Kabupaten Mamuju.
Selanjutnya, bantuan logistik dari berbagai pihak yang datang juga telah diteruskan oleh satgas kepada masyarakat sesuai kebutuhan dasar masing-masing.
Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan Presiden Joko Widodo pada Selasa siang juga mendatangi lokasi bencana untuk melihat lebih dekat fasilitas umum, kondisi wilayah pascabencana, jalur transportasi, perumahan dan sebagainya.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021