• Beranda
  • Berita
  • Kekuatan selebritas suarakan 5M pada masyarakat, sebesar apa?

Kekuatan selebritas suarakan 5M pada masyarakat, sebesar apa?

19 Januari 2021 19:07 WIB
Kekuatan selebritas suarakan 5M pada masyarakat, sebesar apa?
Ilustrasi jaga jarak dan melakukan pembatasan untuk mencegah penyebaran COVID-19. ANTARA.
Selama pandemi COVID-19 hampir setahun terakhir, berbagai kalangan salah satunya selebritas turut serta menyuarakan pentingnya menerapkan protokol kesehatan melalui media sosial mereka.

Jennifer Aniston misalnya yang mengingatkan pentingnya mengenakan masker pada para pengikutnya di Instagram. Dia memahami memakai masker memang tak nyaman, namun orang-orang harus mengenakannya demi kesehatan.

"Aku mengerti masker tidak nyaman. Tetapi tidakkah Anda merasa lebih buruk bahwa bisnis ditutup ... pekerjaan hilang ... tenaga kesehatan benar-benar kelelahan. Dan begitu banyak nyawa telah diambil oleh virus ini karena kita tidak berbuat cukup," tulis dia dengan 36 juta pengikut di Instagram itu.

Tak melulu lewat media sosial, aksi nyata seperti pembatalan konser yang sudah terjadwal demi menghindari kerumuman juga menjadi langkah lain para selebritas untuk menurunkan risiko orang-orang termasuk para penggemar mereka terkena COVID-19.

Hal ini seperti yang dilakukan grup idola K-pop Bangtan Sonyeondan (BTS) tahun lalu. Grup beranggotakan RM, Jin, J-Hope, Suga, Jimin, V dan Jungkook itu membatalkan empat konser "Map of the Soul" di Seoul, pada April lalu.

"Kami harus mempertimbangkan kesehatan dan keselamatan ratusan ribu penonton dan staf. Kesehatan selalu ada dalam pikiran kita akhir-akhir ini, dan pesan kami untuk untuk mencintai diri sendiri pada akhirnya hanya mungkin jika Anda sehat," kata BTS dalam sebuah konferensi pers.

Baca juga: Polisi selidiki lokasi kerumunan libatkan selebriti Raffi Ahmad

Baca juga: Pakar ingatkan figur publik harus konsisten terapkan 5M

Bukan hanya BTS, penyanyi Taylor Swift juga membatalkan konsernya pada tahun 2020 karena pandemi COVID-19. Melalui cuitannya di Twitter, dia menyatakan kesedihannya karena tidak bisa bertemu penggemar, namun dia mengakui ini keputusan tepat.

Di Indonesia, Dian Sastrowardoyo, Wulan Guritno dan Maia Estianty juga ikut serta mensosialisasikan protokol kesehatan. Mereka mengunggah foto diri sembari mengenakan masker kain di laman Instagram masing-masing.

Seiring berjalannya waktu, protokol kesehatan yang digalakkan mencakup hal yang lebih luas. Di Indonesia, bukan lagi 3M melainkan 5M yang mencakup mengenakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas.

Seberapa kuat peran selebritas membantu mensosialisasikannya?

Pakar kesehatan yang juga banyak berbicara mengenai COVID-19, Vito A Damay mengatakan, selebritas punya hak untuk membantu mempromosikan protokol kesehatan, salah satunya mengunggah foto atau imbauan mengenakan masker di media sosial mereka.

"Hak mereka untuk ikut promosikan protokol kesehatan ataupun mereka mau diam saja. Bagi yang mau membantu masyarakat untuk cepat lepas dari pandemi maka bantu sosialisasi protokol kesehatan adalah caranya. Sekali waktu bisa unggah foto bermasker ketika di luar rumah dan caption mengingatkan prokes itu juga salah satunya," kata dia kepada ANTARA, Selasa.

Berbicara kekuatan, sebuah studi pada tahun 2013 yang dilakukan Steven J. Hoffman dan Charlie Tan dari McMaster University di Kanada menemukan, orang-orang cenderung percaya pada selebritas terkait kesehatan mereka.

Namun, terkadang kepercayaan ini salah tempat. Sementara selebritas terkadang mendorong perilaku sehat yang terbukti bermanfaat, di lain waktu mereka bisa menyebarkan informasi yang salah dan praktik kesehatan berbahaya.

Baca juga: "Influencer" Dr.Tirta ajak milenial bantu kurangi pandemi COVID-19

Untuk itulah, sebuah sarana tanya jawab atau dialog antara ahli kesehatan atau otoritas kesehatan dan selebritas bisa menjadi pertimbangan. Menurut Vito, kalangan selebritas termasuk orang-orang yang perlu mendapatkan edukasi dari tenaga kesehatan.

"Menurut saya selebritas dan influencer, kepala daerah, anggota dewan rakyat bisa dibriefing oleh misalnya BNPB, kominfo, kemenkes agar bisa bantu sosialisasikan prokes ke penggemar dan masyarakat secara online ataupun offline. Dampaknya akan sangat terasa sampai ke akar rumput," kata Vito.

Upaya serupa pernah dilakukan Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Amerika Serikat, Anthony Fauci beberapa waktu lalu.

Dia bersama sederet selebritas Hollywood antara lain: Ashton Kutcher, Mila Kunis, Orlando Bloom, Katy Perry, 2 Chainz, Gwyneth Paltrow dan Brad Falchuk memanfaatkan platform Zoom melakukan tanya jawab mulai dari pentingnya masker, menjaga jarak sosial hingga keamanan makanan.

"Ini sekelompok besar bintang film dan beberapa tokoh olahraga. Mereka ingin tahu tentang apa yang bisa mereka lakukan untuk tetap aman, tentang memakai masker dan menghindari keramaian. Saya terkesan dengan pertanyaan yang mereka ajukan," tutur Fauci seperti dikutip dari CNN.

Menurut Fauci, para selebritas memiliki megafon dan dapat menyebarkan informasi agar orang-orang tetap aman selama pandemi COVID-19.

"Masing-masing mereka memiliki jumlah pengikut yang sangat besar di akun media sosial mereka. Saya dapat mengatakan kepada mereka, misalnya, penting untuk memakai masker dan mereka masuk ke akun mereka mengatakan 'pakai masker' dan ajakan itu bertambah ke beberapa juta orang, " kata Fauci.

Beberapa selebritas memang menggunakan kekuatan mereka untuk mempromosikan masker dan jarak sosial. Pasangan Katy Perry dan Orlando Bloom, misalnya, yang menganjurkan para pengikutnya mengenakan masker setelah panggilan Zoom bersama Fauci dan rekan-rekan selebritas lainnya.

Di sisi lain, Vito juga mengajak para tenaga medis lebih giat mengingatkan dan mempromosikan 5M. Pemanfaatan media sosial sebagai sarana promosi prokes sekaligus edukasi seperti halnya yang ditempuh para selebritas juga bisa menjadi pilihan.

"Saya memakai pertanyaan di media sosial, untuk merangsang daya nalar masyarakat yang saya yakin akhirnya lambat laun bisa menjawab sendiri mana benar mana hoaks. Kalau kita selalu mengajari dan mendoktrin, itu nanti terkesan menggurui dan menurut saya sebagian masyarakat Indonesia sudah levelnya tingkatannya diajak berpikir rasional," tutur dia.

Vito menambahkan, pandemi COVID-19 menggoncang seluruh lapisan masyarakat, sehingga peran serta seluruh lapisan masyarakat diperlukan untuk mengatasinya.

#satgascovid19
#vaksincovid19

Baca juga: JK Rowling berbagi teknik bernapas saat sesak karena gejala corona

Baca juga: Rossa usul tunjangan anggota DPR dipotong untuk berantas corona

Baca juga: Atiqah Hasiholan & Rio Dewanto buat aturan khusus selama pandemi

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021