"Satu jembatan hanyut terbawa banjir, dua jembatan mengalami kerusakan," ungkapnya saat meninjau lokasi pengungsian bersama Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, Rabu.
Ia mengatakan, banjir akibat meluapnya aliran anak Sungai Ciliwung yang melewati perkebunan teh PTPN VIII itu juga merusak sejumlah fasilitas di Agrowisata Gunung Mas seperti tiga kamar mandi yang terendam dan hanyut.
Baca juga: Pemkab Bogor libatkan BIG kaji lokasi banjir bandang di Puncak
Kemudian, banjir bandang tersebut juga menyebabkan akses jalan penghubung ke Emplasement Rawadulang di Gunung Mas rusak berat.
Ade Yasin menyebutkan, tercatat 180 keluarga (KK) dengan 714 jiwa mengungsi akibat peristiwa banjir bandang. Para korban bencana tersebut diungsikan di beberapa lokasi karena khawatir terjadi kerumunan di tengah pandemi COVID-19.
Ada lima lokasi yang menjadi tempat pengungsian, yaitu di Pondokan Gunung Mas 223 jiwa, di Rawa Dulang 30 jiwa, di Cirohani 15 jiwa, di Kampung Pensiunan 416 jiwa, dan di Kampung Citeko 30 jiwa.
Menurutnya, para korban bencana baru dibolehkan pulang ke rumah masing-masing ketika situasi sudah mulai normal, karena khawatir terjadi banjir bandang susulan.
"Sampai kapannya harus mengungsi tergantung situasi, yang penting sekarang kebutuhan pangan dan lain-lainnya di pengungsian harus terpenuhi," ujarnya.
Hingga Rabu petang, sejumlah petugas nampak masih membersihkan rumah-rumah warga dan sejumlah akses jalan dari timbunan lumpur.
Baca juga: Tim Dompet Dhuafa bantu sterilisasi material longsor pascabanjir Bogor
Baca juga: Wabup Bogor ungkap penyebab banjir bandang di Puncak
Baca juga: Puncak Bogor banjir bandang, tak ada korban jiwa
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021