"Sejak empat hari pascabencana sampai saat ini, sudah tidak ada titik longsor lagi yang menghambat kendaraan," kata kepala Satker PJN I BPJN Sulbar, Rahyudi Khalid kepada Antara di Desa Onang Utara, Majene, Rabu.
Rahyudi mengatakan tersisa satu titik longsor saat ini dikerjakan secara maksimal di di Dusun Belalang, Desa Onang Utara, Kecamatan Tubo Sendana, Kabupaten Majene.
Baca juga: Longsor kembali putus jalur trans Sulawesi Majene-Mamuju
Baca juga: Asrama Haji Makassar siap tampung 500 pengungsi gempa Sulbar
Pewarta Antara yang melalui jalan Trans Sulawesi sepanjang 120 kilometer menyaksikan sejumlah titik longsor yang sudah dibersihkan oleh pihak BPJN Sulbar.
Walaupun sudah dibersihkan, beberapa titik longsor masih berpotensi membahayakan pengendara, salah satunya di kilometer 25 di Kabupaten Mamuju.
Satu unit alat berat jenis eskavator merapikan sisa-sisa longsor dengan kondisi jalan licin. Bahkan beberapa pengendara sepeda motor terjatuh saat melalui jalan tersebut.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan status penanganan bencana gempa bumi dengan magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat sebagai tanggap darurat.
Penetapan status tanggap darurat itu dilakukan Gubernur Sulawesi Barat, HM Ali Baal Masdar melalui surat nomor 001/Darurat-SB/I/2021, sejak 15 Januari 2021 sampai 28 Januari 2021.*
Baca juga: Kemensos cari data ahli waris korban gempa, beri santunan Rp15 juta
Baca juga: BNPB: Potensi gempa berskala besar Sulbar sudah diingatkan pada 2019
Pewarta: Fauzi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021