Aldi memiliki visi membantu masyarakat di seluruh pelosok Indonesia untuk memperoleh akses layanan keuangan dan memiliki kesempatan yang sama untuk bisa berkembang
Perusahaan rintisan (startup) akuakultur terbesar di Asia, eFishery mengangkat mantan CEO GoPay Aldi Haryopratomo sebagai komisaris.
Pengalaman Aldi sebagai CEO GoPay pada masa GoPay hingga menjadi salah satu pemain fintech terbesar di Asia Tenggara sangat relevan bagi eFishery dalam rangka merangkul jutaan pembudi daya ikan.
"Perusahaan membutuhkan sosok berpengalaman di bidang startup dalam pengembangan usaha eFishery. Aldi berpengalaman mengembangkan produk dan membangun organisasi yang menyasar UMKM, masyarakat rural dan sektor informal," kata CEO eFishery Gibran Huzaifah dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Menurut Gibran, kehadiran Aldi juga diharapkan menumbuhkan eFishery hingga mencapai skala yang masif, menjangkau satu juta pembudi daya ikan selama tiga tahun ke depan dan meningkatkan dampak sosial ekonomi yang positif dalam ekosistem akuakultur khususnya bagi para pembudi daya.
Baca juga: Perusahaan rintisan eFishery kembangkan waralaba tambak udang
Penunjukan Aldi sebagai komisaris tidak serta merta. Pertemuan Aldi dan Gibran pertama kali terjadi pada 2015, ketika Gibran terpilih menjadi Endeavor Entrepreneur.
Debut pertama Aldi di startup adalah ketika membangun RUMA (Rekan Usaha Mikro Anda), yang sekarang lebih dikenal dengan nama Mapan.
Startup ini didirikan dengan tujuan agar masyarakat dengan pendapatan rendah dapat memperoleh akses untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga membawa peningkatan terhadap kualitas hidup masyarakat. Mapan diakuisisi oleh GoJek pada 2017 dan Aldi ditunjuk untuk menjadi CEO GoPay hingga 31 Desember 2020.
"Aldi memiliki visi membantu masyarakat di seluruh pelosok Indonesia untuk memperoleh akses layanan keuangan dan memiliki kesempatan yang sama untuk bisa berkembang," kata Gibran.
Sementara itu, Aldi Haryopratomo mengatakan saat pertama kali bertemu dengan Gibran, eFishery bahkan belum mendapatkan investor Series A.
"Setiap berkunjung ke desa-desa lokasi eFishery, saya melihat kedekatan para pembudi daya dengan tim eFishery, budaya perusahaan yang melekat semenjak pertama kali eFishery berdiri,” ujar Aldi.
Menurutnya, Indonesia membutuhkan lebih banyak entrepreneur seperti Gibran dan startup seperti eFishery yang membantu UMKM yang masih sulit dijangkau tanpa teknologi.
"Saya bersyukur bisa menjadi bagian kecil dari eFishery hingga kini. Semoga eFishery bisa terus merekrut pemuda pemudi terbaik bangsa dan membantu jutaan pembudi daya ikan," kata Aldi.
eFishery adalah perusahaan aquaculture intelligence pertama yang mengembangkan inovasi di bidang akuakultur.
Perusahaan rintisan yang didirikan 2013 ini, baru memperoleh pendanaan Seri B dari Go-Venture dan Northstar Group pada Agustus 2020 dan memiliki target untuk menyediakan layanan menyeluruh dan terintegrasi, mulai dari operasional budi daya, pembiayaan, hingga distribusi.
Pada 2020, eFishery mencatatkan peningkatan pendapatan hingga empat kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
eFishery telah membantu pembudi daya dalam meningkatkan kapasitas produksi sebesar 26 persen dengan pendapatan hingga 45 persen. eFishery juga turut serta dalam merealisasikan target pemerintah untuk meningkatkan ekspor udang hingga 250 persen pada 2024.
Pada 2021 ini, eFishery menargetkan peluncuran layanan terpadu Smart Farming Solution yang didisain khusus untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas budi daya komoditas udang.
Baca juga: Menteri Trenggono ingin cetak lebih banyak kelompok pembudi daya ikan
Baca juga: KKP: Paradigma bangun akuakultur harus perhatikan lingkungan
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021