Informasi itu dikutip dari laman media setempat, Index.hu.
Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijjarto, yang akan mengunjungi Moskow minggu ini, mengatakan pemerintah telah menerima draf kontrak pembelian vaksin dari badan pengelola dana investasi Rusia (RDIF). Namun, ia tidak lanjut mengonfirmasi isi berita yang diterbikan oleh Index.hu.
Szijjarto melalui pernyataan tertulisnya mengatakan jika badan pengawas obat-obatan Hungaria mengeluarkan izin pakai darurat untuk vaksin buatan Rusia itu maka kontrak pembelian akan segera ditandatangani. "Hungaria akan menerima vaksin yang aman dalam jumlah besar," kata dia
Index.hu, yang mengutip narasumber anonim, mengatakan badan pengawas obat-obatan di Hungaria atau Institut Farmasi dan Nutrisi Nasional telah mengeluarkan izin untuk Sputnik V setelah mempelajari temuan sementara pada uji klinis III.
Beberapa ahli dari Hungaria juga telah berada di Moskow selama beberapa hari.
Sementara itu, laman media Origo.hu, menerbitkan laporan yang mengatakan Institut Farmasi dan Nutrisi Nasional juga telah memberi izin pakai vaksin buatan AstraZeneca bersama Oxford University.
Namun, lembaga itu tidak dapat dihubungi untuk diminta keterangan lebih lanjut.
Juru bicara Pemerintah Hungaria juga tidak dapat dihubungi.
Beberapa ahli sempat menyampaikan kekhawatiran karena Moskow terlampau cepat memberi izin pakai untuk vaksin Sputnik V. Pemerintah Rusia telah mengeluarkan izin pakai dan memulai vaksinasi untuk warganya sebelum uji klinis tahap akhir Sputnik V rampung.
Uji klinis tahap III merupakan tahapan akhir pengembangan vaksin yang memeriksa aspek keamanan dan keampuhannya.
Namun, Moskow mengumumkan Sputnik V 92 persen efektif mencegah COVID-19 jika merujuk pada temuan sementara uji klinis III. Otoritas setempat sampai saat ini belum mengeluarkan laporan lengkap mengenai uji klinis vaksin.
Rusia pada Rabu mendaftarkan Sputnik V ke otoritas kesehatan Uni Eropa agar vaksin itu dapat dieveluasi oleh Badan Obat-Obatan Eropa (EMA) bulan depan.
Pemerintah Hungaria sempat melontarkan kritik tajam ke Uni Eropa karena terlambat membeli dan mengirim vaksin sehingga mengancam pemulihan ekonomi negara-negara anggota.
Pemerintah Hungaria minggu lalu telah meneken kontrak pembelian vaksin COVID-19 buatan Grup Farmasi Nasional China (Sinopharm).
Hungaria juga akan jadi anggota Uni Eropa pertama yang menerima vaksin COVID-19 buatan China jika vaksin itu mendapat izin pakai dari badan pengawas obat-obatan.
Di bawah aturan EU, Komisi Eropa dapat mengeluarkan izin pakai vaksin darurat lebih dulu daripada menunggu "lampu hijau" atau rekomendasi dari EMA.
Sumber: Reuters
Baca juga: Hungaria mulai vaksinasi COVID-19 dengan vaksin Pfizer, BioNTech
Baca juga: Mulai Desember, Hungaria akan mulai impor vaksin COVID-19 Rusia
Baca juga: Uji coba vaksin COVID-19 Rusia dimulai di UAE
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021