dr. Grace Waworuntu, MKed(KK), SpKK dari ZAP Premiere Puri Indah mengatakan botox dan filler memang sama-sama menggunakan metode injeksi atau suntik untuk menerapkannya, namun kedua perawatan ini kandungan serta fungsi yang berbeda.
"Botox atau botulinum toxin mengandung protein neurotoksin yang diproduksi oleh bakteri bernama Clostridium botulinum," kata dr. Grace dalam bincang-bincang "Memperbaiki Konstruksi Wajah Tanpa Operasi", Kamis.
Baca juga: Perawatan "filler" untuk atasi penuaan tanpa operasi
Filler memiliki kandungan asam hialuronat, atau yang kini populer dikenal sebagai hyaluronic acid. Kandungan asam hialuronat dalam filler ini bisa merangsang pertumbuhan sel kolagen baru dan mengikat air di sekitar sel kulit, sehingga menambah volume pada jaringan wajah.
Menurut dr. Grace, botox digunakan untuk mengatasi tipe kerutan dinamis yang disebabkan oleh gerakan-gerakan pada wajah.
"Kalau kita merengut, kaget, atau
senyum, biasanya pasti ada kerutan-kerutan yang tampak di beberapa titik wajah, itu yang disebut dengan kerutan dinamis," ujar dr. Grace.
dr. Grace mengatakan filler lebih cocok untuk mengatasi tipe kerutan statis yang terlihat ketika wajah dalam keadaan rileks atau diam. Filler juga berfungsi untuk menghilangkan kerutan, peyot dan kempot pada wajah.
"Filler bekerja dengan mengisi kekosongan dan menambah volume jaringan wajah, sedangkan botox menghilangkan kerutan dengan cara membuat otot-otot lebih rileks," kata dr. Grace.
Baca juga: Pakar suntik "botox" termasyhur tewas gantung diri
Baca juga: Nicole Kidman kapok pakai Botox
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021