EcoRanger Banyuwangi sendiri merupakan program yang diinisiasi oleh Greeneration Foundation berkolaborasi dengan Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) sebagai proyek percontohan atau pilot project dari EcoRanger Indonesia. Program itu telah dimulai sejak November 2018 di Pantai Pulau Merah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
"Melalui dukungan masyarakat dan pemerintah setempat, kini EcoRanger telah mampu memberikan banyak manfaat dalam pengelolaan sampah di destinasi wisata. Salah satunya yakni penyelenggaraan kegiatan bersih pantai setiap seminggu sekali," ujar Co-Founder Greeneration Indonesia, Mohamad Bijaksana Junerosano dalam acara virtual di Jakarta pada Kamis.
Program itu sendiri berhasil dilakukan dengan adanya struktur organisasi EcoRanger di wilayah tersebut, partisipasi dari masyarakat setempat, pendanaan lewat social entrepreneurship serta terbitnya regulasi pendukung seperti penyusunan Peraturan Desa Sumberagung Nomor 08 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Tidak kalah pening adalah pendirian Sektor Kelola Sampah (SEKOLA) sebagai infrastruktur persampahan dan fasilitas pengelolaan sampah terpadu di wilayah itu.
Baca juga: "Ecoranger": sampah jadi menghambat pencarian ikan
Baca juga: Pulau Seribu punya "ecoranger" tangani sampah laut
SEKOLA sendiri merupakan pencapaian dari program EcoRanger Banyuwangi dengan sampah yang telah dikumpulkan dan dipilah kemudian disalurkan ke fasilitas itu dan diolah berdasarkan jenisnya. Beberapa produk dihasilkan di fasilitas tersebut seperti kompos dari olahan sampah organik dan pot sabut kelapa.
Selain itu, sampah yang dikumpulkan juga ada yang dikirimkan ke tempat pembuangan sampah akhir.
"Hingga akhir tahun 2020, SEKOLA yang dibangun bersama oleh kami, Yayasan Greeneration dan Coca-Cola Foundation Indonesia telah mampu mengelola sampah lebih dari 190 ton per tahun," tambah Junerosano.
Hal itu penting dilakukan mengingat keindahan Pantai Pulau Merah, yang menjadi ikon pariwisata Banyuwangi dan Jawa Timur, sempat terganggu dengan banyaknya sampah menumpuk. Menurut data EcoRanger, sekitar 4.000 kilogram sampah dihasilkan dari kegiatan pariwisata setiap bulannya.
Dalam pernyataannya, Ketua Pelaksana Coca-Cola Foundation Indonesia, Triyono Prijosoesilo mengatakan program itu sejalan dengan visi"World Without Waste" dari The Coca-Cola Company sebagai upaya perusahaan untuk menjadi bagian solusi lingkungan sekaligus membangun ekosistem ekonomi sirkuler
"Kami sangat senang program ini telah berhasil mendorong masyarakat Desa Sumberagung untuk turut berpartisipasi dalam pelestarian daerah wisata dengan meningkatkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat," ujarnya.
Baca juga: Sampah plastik ancam lingkungan pesisir Jakarta
Baca juga: DLHK Badung terus tangani sampah kiriman di pantai
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021