• Beranda
  • Berita
  • Stimulus vaksinasi dan inovasi digital industri otomotif

Stimulus vaksinasi dan inovasi digital industri otomotif

22 Januari 2021 15:23 WIB
Stimulus vaksinasi dan inovasi digital industri otomotif
Mobil baru di IPC Car Terminal, PT Indonesia Kendaraan Terminal (PT IKT), Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (11/7/2019). (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Kabar baik datang pada awal tahun 2021 ketika pemerintah mengumumkan hadirnya vaksin sebagai salah satu upaya kunci pengendalian pandemi COVID-19.

Hadirnya vaksin membangkitkan optimisme banyak pihak, seluruh sektor perekonomian yang berharap upaya tersebut dapat membangkitkan pasar di berbagai lini bisnis, termasuk otomotif dan maunfaktur, yang berkontribusi besar pada Produk Domestik Bruto (PDB).

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier kepada ANTARA menyampaikan bahwa pemerintah optimtistis berjalannya program vaksinasi dapat mendorong pemulihan ekonomi.

"Pelaksanaan vaksinasi dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dalam penanganan COVID-19, hal tersebut yang akan mendorong kembali konsumsi masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi," kata Taufiek Bawazier.

Baca juga: Tren otomotif 2021 dan asa baru untuk perekonomian nasional

Baca juga: Segmen MPV topang lebih dari separuh penjualan Toyota selama 2020


Dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, maka diharapkan berbanding lurus dengan peningkatan potensi investasi berkat iklim usaha yang kian membaik setelah diterpa pandemi sejak tahun lalu.

Jika ditelisik berdasarkan data penjualan, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merangkum hasil niaga mobil baru sepanjang 2020, yakni 532.027 unit wholesales (pabrik ke diler) serta retail sales 578.327 unit (diler ke konsumen).

Penjualan itu memang sesuai target Gaikindo yang telah direvisi sebanyak 525 ribu unit mobil baru, namun angka penjualan wholesales itu menurun 48,3 persen jika dibandingkan tahun 2019 saat Indonesia berhasil membukukan penjualan 1.030.126 unit mobil.

Pandemi COVID memang sangat memukul industri otomotif. Hal itu terlihat pada data penjualan tiga bulan pertama 2020 (sebelum COVID-19 diumumkan masuk Indonesia) yang berjalan sesuai rencana yakni Januari 80.435 unit, Februari 79.644 unit, dan Maret 76.811 unit secara wholesales.

Namun, penjualan pada April langsung merosot tajam menjadi 7.868 unit, dan semakin anjlok pada Mei menjadi 3.551 unit. Periode ini juga diperburuk dengan beberapa pabrikan yang menyetop produksi dan pandemi yang memaksa masyarakat berlebaran di rumah yang mempengaruhi penjualan mobil, terutama untuk mudik.

Hasil penjualan berangsur membaik pada Juni sebanyak 12.623 unit, Juli 25.283 unit, Agustus 37.277 unit, September 48.554 unit, Oktober 49.043 unit, dan November 53.844 unit. Penjualan pada Desember menjadi yang tertinggi setelah COVID-19 masuk pada Maret, yakni 57.129 unit dan rata-rata pabrikan mengalami kenaikan penjualan meski ada beberapa yang menurun karena stok yang masih tersedia hingga akhir tahun.

Untuk itu, Gaikindo sebagai perwakilan industri otomotif berpendapat hadirnya vaksin dapat meredakan kecemasan masyarakat atas penularan virus yang masif dan di sisi lain kegiatan bisnis dapat berangsur pulih.

Ketua I Gaikindo, Jongkie D. Sugiarto berpendapat jika pandemi dapat dikendalikan melalui vaksinasi, maka dapat mendorong ke era kenormalan baru di mana masyarakat dapat beraktivitas, yang nantinya turut mendorong peningkatan produksi kendaraan bermotor.

"Vaksinasi ini adalah salah satu cara untuk mengurangi penularan virus. Dengan COVID-19 mereda, otomatis, semua bisnis diharapkan bisa kembali normal. Sekarang masih ada pembatasan (PSBB, PPKM), dan ketika nanti ada vaksinasi dan masyarakat patuh prokes, situasi diharapkan akan lain dan bergulir kembali penjualan otomotif," kata Jongkie kepada ANTARA.

Angin segar melalui vaksinasi diharapkan tidak hanya menjadi stimulus, melainkan dapat mengubah keputusan calon konsumen untuk tidak menunda pembelian kendaraan karena mereka membutuhkan alat mobilitas di era normal baru.

Direktur Marketing Suzuki Indomobil Sales (SIS) Donny Saputra mengatakan penjualan mereka naik pada November dan Desember 2020, yang diduga berkat kabar baik mengenai vaksin sehingga masyarakat merasa yakin untuk membeli.

"Kabar vaksin ini sudah kita dengar dari tahun lalu dan sama-sama kami ketahui bahwa penjualan di bulan November dan Desember naik, meski hasil studi kami belum keluar apakah dikarenakan hal tersebut," kata Donny. "Tetapi kami berharap dengan vaksin ini, kami sangat berharap pandemi ini berakhir sehingga kondisi semuanya bisa kembali seperti sedia kala," tuturnya.

Baca juga: 20 mobil terlaris Indonesia, Honda Brio dan Suzuki Carry teratas

Baca juga: Mercedes-Benz catat penjualan 2.226 mobil penumpang di Indonesia 2020


Target naik

Sejalan dengan optimisme bahwa pandemi dapat dikendalikan, Gaikindo menaikkan target penjualan mobil baru secara nasional dari 525 ribu unit menjadi 750 ribu unit, meski angka itu belum mencapai titik normal sebelum pandemi yakni di atas 1 juta unit.

"Kami optimistis di tahun 2021 (akan kian membaik) karena pemerintah sudah mencanangkan pertumbuhan ekonomi positif antara 3 hingga 5 persen. Kalau memang demikian, kami berharap ini bisa kembali ke 750 ribu dulu," kata Jongkie.

Jika target penjualan itu dirata-rata, maka setidaknya setiap bulan harus ada penjualan sekira 62.500 unit unit mobil baru. Tentu target itu tidak mudah karena penjualan tertinggi selama periode pandemi adalah 57.129 unit yang terjadi pada Desember 2020.

Sepanjang 2020, terjadi perubahan tren penjualan mobil di mana model terlaris adalah dari segmen city car dan kendaraan niaga, sedangkan penjualan di segmen low multi purpose vehicle (Low MPV) menurun.

Hal itu dapat dipahami bahwa kendaraan niaga dapat menjawab kebutuhan masyarakat selama pandemi, sedangkan pergeseran konsumen di segmen Low MPV dan city car bergantung pada selera konsumen dan range harga, khususnya bagi konsumen pembeli mobil pertama.

"Sedangkan untuk kendaraan niaga sejak dulu memang memiliki market share nya tersendiri, hanya saja saat ini masyarakat lebih banyak membutuhkan kendaraan niaga seperti mobil pick up untuk menunjang kebutuhan ekonomi mereka dalam hal transportasi logistik," kata Taufiek.

Direktur Pemasaran dan Penjualan serta Inovasi Bisnis Honda Prospect Motor, Yusak Billy mengatakan bahwa tantangan menjual mobil selama pandemi adalah bagaimana perusahaan mampu menangkap keinginan konsumen untuk membeli produk di tengah situasi yang tidak stabil.

"Yang dibutuhkan konsumen apa, lalu kami keluarkan apa. Itu tantangan, kami harus menjaga penetrasi pasar dengan menghadirkan kendaraan yang benar-benar dibutuhkan," kata Yusak.

Bukan cuma penjualan mobil baru yang ditarget naik, vaksinasi juga ditaksir dapat menaikkan penjualan mobil bekas hingga 15 persen menurut Presiden Direktur Mobil88 Halomoan Fischer.

"Prediksi kami, market (mobil bekas) tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu," kata Halomoan.

Hal yang menjadi pembeda dari penjualan mobil baru yang begitu dinamis, market mobil bekas biasanya mengacu pada tren mobil baru pada empat atau lima tahun sebelumnya.

Jika pada lima tahun silam tren market otomotif adalah segmen MPV, maka bisa diprediksi bahwa tren pada 2021 masih tetap mobil di segmen tersebut. Namun bisa dicermati juga bahwa pada 2015 sudah banyak pilihan city car, sehingga bisa menjadi opsi bagi konsumen mobil bekas yang ingin memiliki mobil namun punya budget terbatas.

Baca juga: Penjualan mobil 2020 dan daftar merek terlaris

Baca juga: Lima merek otomotif penjualan tertinggi di Indonesia


Pendekatan Digital

Masyarakat membutuhkan kendaraan pribadi untuk mobilitas sehari-hari. Namun, bertandang ke diler mobil tentunya bukan ide yang bagus selama pandemi COVID-19.

Untuk itu, sejumlah perusahaan otomotif di Indonesia berupaya menghadirkan diler secara digital di mana calon konsumen bisa menimbang produk yang akan mereka beli dari rumah.

Pengalaman belanja otomotif secara digital memang tidak memberikan kepuasan layaknya mendatangi pameran atau diler secara offline, di mana calon konsumen bisa menjajal duduk di balik setir, merasakan performa dan meraba setiap lekuk desain kendaraan kemudian membandingkannya dengan merek lain.

Namun bisa membutuhkan waktu seharian untuk berkeliling diler mobil demi membandingkan model dan merek terbaik. Maka salah satu kelebihan inovasi digital adalah calon konsumen bisa mendapatkan informasi lebih banyak dan lebih cepat terkait mobil yang mereka inginkan.

Sebagian aplikasi tersebut juga sudah bisa menghubungkan calon konsumen dengan tenaga penjual untuk berkonsultasi terkait model kendaraan dan berbagai opsi pembayaran.

Meski segmen pembeli kendaraan via platform digital masih terbatas, namun setidaknya ada opsi yang bisa ditawarkan pabrikan agar pasar dapat tetap bergerak.

"Di satu sisi kami terus launching layanan digital baru...untuk memastikan kebutuhan konsumen juga terpenuhi sekalian ngasih angin segar ke market, biar enggak stagnant. Karena kalau tetap stagnant efeknya kemana mana, dari hulu ke hilir," kata Marketing Director PT Toyota Astra Motor, Anton Jimmy Suwandi kepada ANTARA.

Kesimpulan

Masyarakat sebenarnya berkebutuhan untuk membeli atau mengganti mobil lama dengan baru sebagai moda transportasi yang lebih aman selama pandemi COVID-19.

Dengan demikian, vaksinasi bisa menjadi stimulus pemulihan ekonomi nasional, tidak terkecuali di segmen otomotif yang berkontribusi pada PDB nasional. Sejalan dengan upaya pemerintah, produsen otomotif pun memutar otak agar dapat menarik minat konsumen selama pandemi ini.

Platform digital menjadi salah satu inovasi untuk membawa diler mobil ke layar ponsel calon konsumen. Selain lebih efisien dan aman, platform digital juga membuka ruang bagi konsumen untuk membandingkan produk secara lebih cepat berdasarkan data yag disuguhkan tiap-tiap pabrikan.

Di sisi lainnya, pihak penjual mobil juga bisa memantau atau "monitoring market" guna melihat pola pembelian mobil melalui digital. Mereka bisa memetakan segmen pasar berdasarkan usia, mobil yang diminati hingga kebiasaan-kebiasaan tertentu oleh konsumen yang terekam platform, kemudian menjadi masukan untuk pengembangan bagi pabrikan.

Hal tersebut merupakan peluang bagi industri otomotif nasional untuk terus mengembangkan bisnisnya secara digital, sekaligus tantangan bagaimana menyakinkan konsumen untuk tidak menunda pembelian karena pertimbangan pandemi.

Baca juga: Delameta bidik posisi puncak industri sistem transportasi

Baca juga: Penjualan mobil jelang akhir tahun naik 9,8 persen

Baca juga: Porsche punya saluran penjualan digital untuk pasar Eropa

Pewarta: Chairul Rohman, Arnidhya Nur Zhafira, Alviansyah Pasaribu
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021