sangat serius risiko kehilangan kesempatan belajar
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mendorong agar daerah yang berada di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) untuk dapat melakukan pembelajaran tatap muka.
“Saya benar-benar mendorong terutama bagi Pemda di daerah 3T untuk bisa mengakselerasi secepat mungkin dengan melakukan pembelajaran tatap muka, karena di daerah tersebut itulah pendidikan jarak jauh (PJJ) paling sulit dilakukan,” ujar Nadiem dalam diskusi secara daring yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Nadiem mendorong agar daerah 3T yang sulit melakukan pendidikan jarak jauh (PJJ) segera melakukan pembelajaran tatap muka, untuk mengurangi kehilangan kesempatan belajar siswa atau loss of learning.
Baca juga: Mendikbud: Pembelajaran tatap muka dilakukan dengan syarat yang ketat
Baca juga: Mendikbud: 15 persen sekolah selenggarakan pembelajaran tatap muka
Sejumlah daerah 3T kesulitan melakukan pembelajaran daring karena berbagai alasan mulai dari jaringan internet, ketersediaan gawai, hingga kondisi geografis.
“Jadi anjuran dari Kemendikbud adalah apalagi untuk daerah daerah 3T, untuk daerah-daerah yang sangat sulit untuk bisa melaksanakan PJJ itu sebaiknya sekolah tatap muka segera bisa dilakukan, karena memang sangat serius risiko kehilangan kesempatan belajar ini. Tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga dunia,” terang dia.
Apalagi saat ini, wewenang pembukaan sekolah telah didelegasikan ke Pemerintah Daerah (Pemda). Pemda yang menentukan apakah sekolah bisa dibuka atau tidak, dengan mempertimbangkan kasus COVID-19 di daerahnya.
“Kami memberikan hak kembali kepada Pemda tapi tentunya dengan persetujuan kepala sekolah dan komite sekolah,” kata dia lagi.
Baca juga: Nadiem : Sekolah patuhi prosedur jika lakukan pembelajaran tatap muka
Baca juga: Tiga daerah di Riau mulai belajar tatap muka terbatas saat pandemi
Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021