Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberikan pelatihan manajemen bisnis berbasis digital dengan pemanfaatan digital marketing kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah di wilayah ini dalam angka memasarkan produk di era pandemi COVID-19.bisnis berbasis digital memiliki beberapa keunggulan untuk memandu UMKM dalam pemasaran produk dan memperluas pasar.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kulon Progo Sri Harmintarti di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan bisnis berbasis digital memiliki beberapa keunggulan untuk memandu UMKM dalam pemasaran produk dan memperluas pasar.
"Keunggulan ini antara lain target bisa diatur sesuai demografi, domisili, gaya hidup, dan bahkan kebiasaan. Untuk itu, kami memberikan pelatihan manajemen bisnis berbasis digital kepada pelaku UMKM," kata Sri Harmintarti.
Baca juga: Pelaku UMKM ungkap kenaikan omzet setelah masuk pasar online
Ia mengatakan keuntungan lainnya dengan manajemen seperti ini adalah hasil cepat terlihat sehingga pemasar dapat melakukan tindakan koreksi atau perubahan apabila dirasa ada yang tidak sesuai, biaya jauh lebih murah daripada pemasaran konvensional, jangkauan lebih luas karena tidak terbatas geografis, dapat diakses kapanpun tidak terbatas waktu, dan hasil dapat diukur, misalnya jumlah pengunjung situs, jumlah konsumen yang melakukan pembelian daring.
"Kami mengakui masih banyak sistem ini hanya bisa diberikan kepada pelaku UMKM yang masih muda dan milenial. Sedangkan yang pelaku UMKM yang umurnya sudah di atas 50 tahun akan sulit menerapkannya," katanya.
Sri Harmintarti juga mengatakan dalam rangka mendorong UMKM memanfaatkan teknologi informasi untuk pengembangan usahanya, Diskop UMKM juga telah melaksanakan pelatihan digital marketing. melalui pelatihan digital marketing tersebut diharapkan 50 orang peserta pelatihan yang sudah dikukuhkan sebagai duta marketing mampu untuk mempublikasikan produk lokal UMKM melalui media daring.
Baca juga: BI Bali dorong UMKM mantapkan digitalisasi lewat Gerakan Nasional BBI
Selanjutnya, meningkatkan branding produk lokal UMKM, memperluas pasar produk lokal UMKM, menjalin kerjasama dengan pemilik produk local UMKM, dan menangani permasalahan dari pelanggan. Produk lokal unggulan tersebut antara lain batik, gula semut, kopi, coklat, gebleg, bakpia, wingko, dan lain-lain.
"Saat ini, kami sedang mengupayakan pembangunan marketplace untuk menjual produk-produk lokal Kulon Progo," katanya.
Anggoto Komisi II DPRD Kulon Progo Hamam Cahyadi mendorong pemerintah setempat mempercepat mewujudkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Center untuk mewadahi dan memasarkan produk masyarakat dalam rangka menguatkan ekonomi masyarakat kecil. UMKM Center merupakan program nasional yakni Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) di setiap kabupaten/kota meski ada pilihan yang bisa dilakukan pemerintah daerah.
Di Kabupaten Kulon Progo sendiri menangkap peluang ke depan sebagai kawasan strategis dan UMKM itu menjadi salah satu sektor usaha yang pada masa pandemi ini sangat kuat dalam menekan laju ekonomi negatif, meskinya didorong upaya serius.
"Namun ini sangat ironis di Kulon Progo ini, perjalanan UMKM Center sejak Bupati Hasto Wardoyo terpilih kedua kalinya dari sejak 2017 hingga saat ini tidak terwujud. Padahal program ini masuk dalam amanah RPJMD yang nanti 2022 sudah tercapai adanya UMKM Center," kata Hamam.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021