"Saya mewakili Pemprov Kalbar menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya, semoga semua almarhum korban kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 ditempatkan yang terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan kepercayaannya masing-masing," kata Sutarmidji saat memberikan sambutan di Sungai Raya.
Dia menambahkan, yakinlah kalau para korban, dalam hal ini meninggal dalam keadaan sahid dan ditempatkan yang terbaik disisi Allah SWT (menurut kepercayaan Islam).
Keenam jenazah yang tiba hari ini, yakni asal Kota Pontianak yang merupakan satu keluarga lima orang, yaitu Toni Ismail, Athar Rizki Riawan, Ratih Windania, Yumna Fanisyatuhzahra, dan satu asal Kabupaten Mempawah atas nama Muhammad Nur Kholifatil Amin.
Dalam kesempatan itu, Sutarmidji menyampaikan kepada pihak maskapai Sriwijaya Air dalam kepengurusan apapun, termasuk santunan, agar berurusan langsung dengan pihak ahli waris korban, bukan kepada orang lain atau kepada "calo".
"Hal itu guna mencegah ada pihak lain yang memanfaatkan atau mencari keuntungan di atas penderitaan orang lain. Dan tentunya kami juga mengawal hal ini guna mencegah hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
Menurut dia, hingga saat ini tinggal tiga jenazah yang belum diantar ke Kalbar, satu rencananya akan dimakamkan di Jakarta dan dua lainnya belum tahu kapan akan diantar ke Kalbar, karena masih harus dilakukan berbagai tahapan lainnya.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, yakni di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 mil laut di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat tinggal landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes penerbangan, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi, sedangkan 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Pewarta: Andilala
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021