Direktur Eksekutif Walhi Sumsel M Hairul Sobri di Palembang, Ahad, mengatakan pemda yang wilayahnya rawan bencana hidrometeorologi atau rawan banjir dan tanah longsor perlu meningkatkan berbagai tindakan pencegahan menghadapi cuaca ekstrem puncak musim hujan sehingga jika bencana sulit dihindari dapat diminimalkan timbulnya kerugian harta benda dan korban jiwa.
Bencana tersebut berpotensi terjadi di Kota Palembang, Pagaralam, Lubuklinggau, Kabupaten Musirawas, Musirawas Utara, Empat Lawang, Lahat, Muara Enim, Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Selatan, dan OKU Timur.
Menurut dia, antisipasi yang perlu menjadi perhatian pemda, yakni menghentikan penyimpangan tata ruang yang menjadi salah satu penyebab banjir pada setiap turun hujan lebat dalam waktu yang cukup lama dan harus mengendalikan, bahkan bersikap tegas menghentikan investasi dan eksploitasi sumber daya alam (SDA).
Baca juga: Walhi Sumsel minta pemda antisipasi bencana hidrometeorologi
Baca juga: Pekerjaan berat atasi bencana hidrometeorologi di Sumsel
Bencana hidrometeorologi, seperti genangan, banjir, banjir bandang, dan tanah longsor terjadi karena akumulasi kerusakan akibat kesalahan pengolahan dan pemanfaatan SDA serta eksploitasi karena kepentingan industri.
Banyaknya korban dan kerugian yang disebabkan bencana tersebut menunjukkan telah terjadi ketidakseimbangan ekologis, yang kemudian memicu perubahan iklim.
"Perubahan iklim menimbulkan bencana dengan dampak yang sangat luas yang dirasakan oleh masyarakat, kondisi tersebut menandakan ada sesuatu yang tidak beres dalam pengelolaan SDA di provinsi dengan 17 kabupaten/kota ini," ujar Sobri.*
Baca juga: Walhi Sumsel: Patuhi RTRW antisipasi bencana hidrometeorologi
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021