Sebanyak 11 orang guru SMPN 1 Tarakan Provinsi Kalimantan Utara terpapar COVID-19 dan kini menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.Kami bersama komite sekolah memutuskan untuk menunda pembelajaran tatap muka, karena adanya guru yang terpapar COVID-19
"Kormobid satu orang, semua menjalani isolasi mandiri di rumah. Sudah sembuh ada empat orang," kata Kepala Sekolah SMPN 1 Tarakan, Tri Junarto di Tarakan, Minggu.
Tes usap dilakukan awalnya terhadap 18 orang yang menemukan empat orang yang positif, kemudian tiga orang lainnya melakukan tes usap secara mandiri.
Baca juga: PGRI dorong guru dan siswa mendapatkan vaksinasi COVID-19
Awal mula mereka yang terpapar, karena adanya pelaku perjalanan dari Nunukan salah seorang istri dari guru SMPN 1 yang bekerja di Puskesmas.
"Kami bersama komite sekolah memutuskan untuk menunda pembelajaran tatap muka, karena adanya guru yang terpapar COVID-19," kata Tri.
Hal tersebut sudah dia sampaikan dengan melayangkan surat ke Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Puskesmas dan Penanggung Jawab Penanggulangan COVID-19 Tarakan.
Baca juga: 5.300 guru di Mataram siap tes cepat COVID-19
Sementara itu, jejak pendapat untuk pembelajaran tatap muka hasilnya 44,4 persen setuju dilakukan secara pembelajaran tatap muka sedangkan sisanya sebesar 55,6 persen setuju dilakukan belajar dengan daring.
Menurutnya, dari kesiapan sarana pendukung kegiatan belajar tatap muka maupun standar operasional prosedur (SOP), pihaknya sudah siap.
Baca juga: Kemarin, Guru tetap di formasi CPNS hingga vaksinasi COVID-19
Kesiapan sarana seperti ruang kelas, wastafel, hand sanitizer, sabun, pengukur suhu badan. Demikian juga kesiapan SOP baik di lingkungan maupun di luar sekolah.
Namun, karena ada guru yang terkonfirmasi COVID-19, pihaknya terpaksa menunda pelaksanaan tatap muka di sekolah. Tri Junarto memperkirakan, jumlah guru yang terkonfirmasi COVID-19 mencapai 9 hingga 10 orang.
“Untuk sarana prasarana, SMP 1 siap mas. Cuma gurunya ini banyak yang positif,” beber Tri Junarto.
Menurutnya, keputusan ini juga telah disepakati oleh Komite Sekolah. Ditambah lagi persentase orang tua yang setuju menurun menjadi 44,4 persen saja dari 1.246 siswa, yang dipengaruhi terus bertambahnya angka konfirmasi COVID-19 di Tarakan.
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021