Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim mengemukakan bahwa siswa pendidikan vokasi harus menjadi pembelajar sepanjang hayat.
"Anak vokasi zaman now (sekarang) harus dapat belajar untuk mencintai belajar dan menjadi pembelajar sepanjang hayat," katanya pada acara Dies Natalis Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang disiarkan daring pada Senin.
Dengan terus menjadi pembelajar, ia mengatakan, siswa vokasi akan dapat menemukan dan mengembangkan bakatnya pada bidang yang spesifik.
Ia mengemukakan bahwa perkembangan pesat teknologi telah menghilangkan banyak profesi sekaligus melahirkan profesi-profesi baru seperti YouTuber, influencer, pembuat konten, dan spesialis media sosial, yang membutuhkan keahlian spesifik.
Siswa yang menempuh pendidikan vokasi bisa mengembangkan bakat dan menempa keahlian spesifik untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam dunia kerja yang terus berkembang.
Guna mengembangkan pendidikan vokasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah merevitalisasi 900 sekolah menengah kejuruan, menjalin kemitraan dengan 5.690 orang dan 250 unit usaha dan industri, serta meningkatkan kinerja 47 perguruan tinggi vokasi.
Selain itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menjalankan program pendidikan kecakapan kerja dan kewirausahaan dengan sasaran 66.000 orang.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wikan Sakarinto mengemukakan bahwa pendidikan vokasi merupakan pendidikan ilmu terapan yang lebih spesifik dibandingkan pendidikan lainnya.
"Pendidikan vokasi lebih banyak memberikan pembelajaran terapan dibandingkan pembelajaran teori. Pembelajaran terapan 60 persen dan teori 40 persen. Jadi pendidikan vokasi lebih pada link and match dengan kebutuhan dunia industri," kata Wikan.
Baca juga:
Kemendikbud targetkan 400 prodi vokasi terhubung dengan industri
Nadiem: Kurikulum pendidikan vokasi harus fokus pada industri
Pewarta: Indriani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021