Penjualan Galaxy S21 diperkirakan 40 persen lebih besar dari Galaxy S20 yang terjual sekitar 1,7 juta unit tahun lalu, menurut perusahaan riset pasar Counterpoint Research.
Seri Galaxy S20 diluncurkan di tengah kehebohan pandemi virus corona tahun lalu. Sementara, seri Galaxy S21 dirilis satu bulan lebih awal dari jadwal biasanya, dengan model paling murah S21 dibanderol 999.900 won (sekitar Rp12,7 juta), harga termurah untuk ponsel 5G Samsung.
Baca juga: Samsung berencana jual semua ponsel tanpa charger
Baca juga: Samsung buka pra-pemesanan seri Galaxy S21, ini harganya
Counterpoint Research mengatakan peningkatan permintaan untuk ponsel unlocked atau yang tidak terikat kontrak dengan operator seluler akan mendorong penjualan Galaxy S21.
Ponsel yang tidak terikat kontrak dengan operator seluler, artinya pengguna tidak perlu mendaftar untuk paket bulanan 5G yang mahal atau layanan tambahan ketika mereka mendapatkan perangkat tersebut.
Samsung telah menambahkan lebih banyak pilihan warna untuk S21 Ultra, model premium dari jajaran S21, untuk menarik lebih banyak pengguna yang ingin membeli smartphone tersebut.
Counterpoint Research memprediksi penjualan smartphone Samsung dan Apple kemungkinan besar akan meningkat tajam di Korea Selatan tahun ini dengan kemungkinan keluarnya LG Electronics dari bisnis smartphone.
Perusahaan riset pasar itu sebelumnya memperkirakan Samsung menguasai 65 persen pasar smartphone domestik tahun ini, disusul Apple dengan 22 persen.
Di Indonesia, Samsung telah membuka pra-pemesanan seri Galaxy S21 mulai 14 Januari hingga 27 Januari, dengan harga mulai dari Rp12,999 juta untuk Galaxy S21, Rp15,999 juta untuk Galaxy S21+, dan Rp18,999 juta untuk Galaxy S21 Ultra.
Baca juga: Samsung beri pernyataan, Galaxy Note berakhir?
Baca juga: Samsung tunjuk bos baru untuk Indonesia
Baca juga: Samsung produksi layar OLED 90Hz untuk laptop
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021