"Kemungkinan besar di akhir tahun akan ada 11.000 kasus positif akumulasi di Kota Bogor," kata Bima Arya dalam Update RS Darurat Wisma Atlet: Kesiapan Rumah Sakit Darurat Daerah, di Jakarta, Senin.
Bima mengatakan pemerintahan daerahnya telah memiliki perhitungan dan juga rekomendasi dari tim epidemiolog bahwa pada akhir 2021, angka kasus COVID-19 di kota itu diprediksi akan mencapai 11.000 pasien.
Dari kemungkinan penambahan 11.000 kasus tersebut, 20 persen di antaranya akan memerlukan perawatan di ruang intensive care unit (ICU). Untuk mengatasi hal itu, pemerintahannya berupaya menambah jumlah ruang ICU di setiap rumah sakit di daerah tersebut.
"Ini kami hitung dari sekarang. Kami sudah siapkan. Kami prediksikan, nambah di rumah sakit-rumah sakit mana saja. Jadi setiap rumah sakit itu kami cek," kata Bima.
Jika kemungkinan penambahan ruang ICU di setiap rumah sakit yang ada sudah mencapai batas maksimal, maka penambahan akan dilakukan di beberapa titik lainnya, sehingga kebutuhan ICU di masa mendatang dapat tetap terpenuhi.
"Jadi kalau rumah sakit sudah mentok, baru kami pikirkan di titik-titik mana lagi untuk menambah ICU tadi. Jadi memang kami harus punya modeling, simulasi, untuk memprediksi, sekaligus melakukan perencanaan untuk secara bertahap menambah itu," ujar dia.
Sementara itu, terkait dengan upaya penelusuran kontak untuk menemukan kemungkinan kasus baru, pemerintahannya menargetkan agar setiap satu kasus positif COVID-19 bisa mendata 20 orang lain yang kemungkinan memiliki kontak erat.
"Kata kuncinya adalah tim surveilans. Jadi kami punya tim khusus, ada 90 orang lebih. Ini bantuan juga dari kementerian anggarannya, yang setiap hari fokus saja untuk melakukan pelacakan. Jadi begitu ada notifikasi dari puskesmas atau dinas kesehatan ada positif, itu 20 orang minimal didapat," kata Bima, lebih lanjut.
Pewarta: Katriana
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021