• Beranda
  • Berita
  • RNI sebut beras cukup, stoknya di Pasar Cipinang capai 32.000 ton

RNI sebut beras cukup, stoknya di Pasar Cipinang capai 32.000 ton

25 Januari 2021 21:56 WIB
RNI sebut beras cukup, stoknya di Pasar Cipinang capai 32.000 ton
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Arief Prasetyo Adi dalam Rapat Dengar Pendapat yang digelar Komisi IV di Gedung DPR/MPR Senayan Jakarta, Senin (25/1/2020). ANTARA/Mentari Dwi Gayati.

Jadi Pasar Induk Beras Cipinang sampai hari ini stoknya masih di level di atas 32.000 ton, artinya produksi beras lokal cukup

Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Arief Prasetyo Adi menyebutkan volume stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mencapai di atas 32.000 ton, yang berarti stok tersebut dinilai aman memenuhi konsumsi pangan masyarakat.

"Bahwa beras ini cukup. Jadi Pasar Induk Beras Cipinang sampai hari ini stoknya masih di level di atas 32.000 ton, artinya produksi beras lokal cukup," kata Arief dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar Komisi IV di Gedung DPR/MPR Senayan Jakarta, Senin.

Menurut Arief, dengan stok yang ada saat ini menandakan produksi beras lokal sudah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Dengan begitu, seharusnya tidak ada beras impor yang masuk.

Baca juga: Pemerintah perlu antisipasi potensi kenaikan harga beras akhir tahun

Dalam menyiapkan pasokan beras, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan saat ini pihaknya sudah menyiapkan berbagai upaya, salah satunya mempercepat Musim Tanam (MT) 1 dan 2 pada Januari-Juni 2020 dengan stok mencapai 7,4 juta ton, di mana produksi yang ada mencapai 17 juta ton dengan kebutuhan konsumsi 15 juta ton.

Kemudian pada musim tanam 2, ada sekitar 5,2 juta hektare lahan yang sudah ditanam dengan sejak Juli hingga Desember 2020. Produksi ini menghasilkan 25 juta ton gabah kering, sehingga jika dijumlah dengan sisa yang ada, maka akan terjadi over stok pada 2021 sekitar 7 juta ton.

"Ditambah untuk kesiapan pada 2021, kami sudah masuk dari Oktober 2020 hingga Maret 2021, akan ada 8 juta hektare dan hasilnya bisa mencapai 18,5 juta ton sampai Juni 2021. Berarti stok akhir kita pada 2021 mencapai 8-9 juta ton," kata Mentan.

Baca juga: Mentan minta kepala daerah bersinergi persiapkan stok pangan pokok

Dalam RDP tersebut Mentan juga memaparkan capaian indikator pembangunan pertanian lainnya yaitu produksi komoditas utama sektor pertanian tahun 2020

Berdasarkan data sementara Kerangka Sampling Area (KSA) BPS, capaian produksi padi 54,53 juta ton dan jagung 24,66 juta ton, sementara kedelai 297 ribu ton dan akan diupayakan produksinya meningkat pada tahun 2021.

Produksi bawang merah 1,70 juta ton, cabai besar dan cabai rawit masing-masing 1,20 juta ton dan 1,44 juta ton. Produksi gula tebu 2,13 juta ton, kakao dan kopi masing-masing 713 ribu ton dan 754 ribu ton, kelapa sawit 48,30 juta ton, dan karet 2,88 juta ton.

Sementara produksi daging sapi/kerbau 541 ribu ton dan produksi daging ayam buras 293 ribu ton, serta produksi daging ayam ras pedaging 3,27 juta ton.

Baca juga: Meski La Nina, Mentan jamin ketersediaan beras sampai Juni 2021
 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021