Pertemuan yang digelar secara daring dengan menghadirkan Menteri Kebudayaan Oliver Dowden dan Menteri Olahraga Nigel Huddleston tersebut merupakan bagian dari serangkaian diskusi tentang "Masa Depan Sepak Bola".
Pemerintah Inggris berencana meninjau tata kelola sepak bola dan menerbitkan undang-undang baru yang bisa menuntut pertanggungjawaban perusahaan media sosial atas kerugian secara daring. Tahun ini menjadi tenggat waktu penyelesaian RUU itu oleh Parlemen Inggris.
Baca juga: Guardiola dukung pemain Man City "walk-out" sikapi pelecehan rasial
Baca juga: MU telusuri pengejek rasial Pogba di medsos
"Mendengar para pemain berbicara tentang tingkat pelecehan yang mereka hadapi sungguh meresahkan hati," kata Dowden dalam sebuah pernyataan dan dilansir Reuters.
"Masukan mereka hari ini telah memperkuat tekad saya untuk mengeluarkan undang-undang baru demi memastikan adanya akuntabilitas yang jauh lebih besar dari platform media sosial untuk menangani masalah seperti itu."
Carney pada bulan ini menghapus akun Twitter-nya setelah berkomentar tentang Leeds United, saat bekerja sebagai pakar televisi dan kemudian diejek oleh akun resmi klub Liga Premier Inggris sehingga menyebabkan banjir pelecehan secara daring.
Pemain lainnya yang turut menghadiri diskusi daring itu termasuk kapten Watford Troy Deeney, mantan pemain West Ham United Anton Ferdinand dan Tyrone Mings dari Aston Villa.
"Pertemuan itu sangat penting dan saya senang mereka yang memiliki kekuasaan atau kewenangan melakukan perubahan menyadari keseriusan atas pelecehan terhadap pemain," kata Henderson.
Baca juga: Suporter Chelsea rasis dilarang masuk Stamford Bridge seumur hidup
Baca juga: Wilfried Zaha desak media sosial hapus akun para pelaku rasialisme
Pewarta: Junaydi Suswanto
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2021