Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan menyatakan pemerintah perlu segera memperkuat berbagai infrastruktur peternakan yang memadai di kawasan produksi sapi untuk mengantisipasi kenaikan harga daging sapi.Saya menganggap pemerintah perlu segera memperkuat infrastruktur peternakan di daerah produsen, untuk meningkatkan produksi daging sapi nasional,
"Saya menganggap pemerintah perlu segera memperkuat infrastruktur peternakan di daerah produsen, untuk meningkatkan produksi daging sapi nasional," kata Johan Rosihan dalam rilis di Jakarta, Selasa, terkait harga daging sapi yang terus merangkak naik sejak awal 2021.
Johan mengungkapkan bahwa harga daging sapi selama lima tahun terakhir cenderung meningkat rata-rata 15 persen per tahun, karena defisit daging sapi di Indonesia sementara konsumsi daging sapi terus mengalami peningkatan rata-rata 2,11 persen.
Baca juga: Pemerintah perlu perkuat upaya swasembada daging sapi
Ia mengingatkan ketersediaan daging sapi pada akhir 2020 hanya 47.836 ton, sedangkan prediksi kebutuhan daging sapi pada 2021 ini mencapai 696.956 ton serta produksi dalam negeri dari sapi lokal pada 2020 hanya mencapai 404.997 ton.
"Saya melihat pemerintah perlu fokus melakukan pengembangan sapi lokal untuk memenuhi permintaan daging yang cenderung meningkat," ujar Johan.
Untuk itu, ujar dia, Kementerian Pertanian diharapkan melakukan terobosan besar untuk menggairahkan para peternak sapi agar populasi sapi lokal dapat ditingkatkan untuk memenuhi permintaan pasokan daging sapi.
Baca juga: Pakar IPB sebut Jabodetabek bisa krisis daging sapi berkepanjangan
Johan juga mengutarakan harapannya agar pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan populasi sapi potong yang saat ini hanya berkisar 18,17 juta ekor.
“Salah satu bentuk infrastruktur peternakan di daerah produsen yang penting untuk dikembangkan adalah penerapan program pemuliaan melalui pendekatan kelembagaan peternak agar ada perbaikan implementasi teknologi pakan, genetik dan reproduksi secara maksimal untuk peningkatan produktivitas yang berkelanjutan”, papar Johan.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian menegaskan bahwa stok daging sapi dan kerbau masih aman dan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Republik Indonesia.
Baca juga: Tata niaga daging sapi dinilai perlu pembenahan
Direktur Kesehatan Hewan Fadjar Sumping Tjatur Rasa mengatakan pada tahun ini, kebutuhan daging sapi dan kerbau diperkirakan meningkat menjadi 696.956 ton, sementara produksi dalam negeri pada 2021 juga diperkirakan meningkat dari 2020 yaitu sebesar 425.978 ton.
Selain produksi dalam negeri, masih terdapat "carry over" daging sapi/kerbau impor dan sapi bakalan setara daging dari 2020 sebesar 47.836 ton sehingga total produksi/stok dalam negeri tahun 2021 sebesar 473.814 ton. Artinya, masih ada defisit daging sapi sebesar 223.142 ton.
"Untuk memenuhi kekurangan daging tersebut, pemerintah akan melakukan impor sapi bakalan sebanyak 502.000 ekor setara daging 112.503 ton, impor daging sapi sebesar 85.500 ton, serta impor daging sapi Brasil dan daging kerbau India dalam keadaan tertentu sebesar 100.000 ton," katanya.
Fadjar menyebutkan bahwa stok daging pada akhir 2021 diperkirakan sebesar 58.725 ton yang diharapkan juga mampu memenuhi kebutuhan bulan Januari 2022.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021