Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengharapkan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA) mampu menarik para investor Sovereign Wealth Fund (SWF) negara lain.Kita sudah mendapatkan letter of interest Jepang melalui Japan Bank for International Cooperation (JBIC), AS melalui International Development Finance Corporation (IDFC) dan Uni Emirat Arab melalui Abu Dhabi Investment Authority (ADIA).
“SWF (LPI) diharapkan bisa menarik SWF-SWF dari negara lain,” katanya dalam acara Akselerasi Pemulihan Ekonomi di Jakarta, Selasa.
Baca juga: DPR sebut LPI jadi terobosan capai Visi Indonesia 2045
Airlangga menuturkan hal tersebut harus terjadi mengingat Presiden Joko Widodo menargetkan LPI mampu menghimpun dana awal sebesar 20 miliar dolar AS.
“Kita sudah mendapatkan letter of interest Jepang melalui Japan Bank for International Cooperation (JBIC), AS melalui International Development Finance Corporation (IDFC) dan Uni Emirat Arab melalui Abu Dhabi Investment Authority (ADIA),” jelasnya.
Sementara itu, Airlangga membandingkan beberapa SWF di Asia Tenggara dengan total nilai asetnya yaitu GIC Private Limited sebesar 453 miliar dolar AS, Temasek Holdings 417 miliar dolar AS, dan Khazanah Nasional Berhad 20 miliar dolar AS.
Baca juga: Sri Mulyani ungkap urgensi pembentukan LPI
Kemudian top SWF di dunia meliputi Norway Gov sebesar 1,1 triliun dolar AS, China Inv. Co sebesar 1 triliun dolar AS, dan Abu Dhabi sebesar 579 miliar dolar AS.
Ia melanjutkan pemerintah membentuk LPI dengan modal Rp75 triliun, yang mana Rp15 triliun di antaranya telah diberikan melalui APBN 2020 sedangkan sisanya akan dilakukan semacam inbreng saham BUMN.
“Konsepnya adalah ada dua jenis fund yaitu master dan tematik yang sektornya dibagi per sesuai dengan bidang,” ujarnya.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021