Diharapkan Bank Syariah Indonesia Tbk. akan memiliki modal dan aset yang cukup, baik dari sisi finansial, sumber daya manusia, teknologi informasi maupun produk dan layanannya
Wakil Presiden Ma’ruf Amin menaruh harapan pada Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, untuk dapat mendorong pengembangan ekonomi syariah serta meningkatkan daya saing perbankan syariah di tingkat global.
"Langkah besar yang baru-baru ini diambil Pemerintah adalah melakukan merger bank-bank syariah milik Himbara menjadi satu, yaitu Bank Syariah Indonesia (BSI). Langkah ini akan mengangkat kemampuan dan daya saing BSI dalam memberikan layanan, baik pada tataran domestik maupun global," kata Wapres Ma’ruf saat memberikan pengarahan pada Rapat Pleno 52 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) di Jakarta, Selasa.
Bank Syariah Indonesia, yang jadwalnya diresmikan pada 1 Februari 2021, merupakan penggabungan dari tiga bank syariah milik Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), yakni BRI Syariah, BNI Syariah dan Mandiri Syariah.
Merger ketiga bank tersebut mendapatkan total aset hingga Rp214 triliun dengan dukungan 1.200 kantor cabang, 1.700 jaringan mesin ATM dan 20.000 karyawan, kata Wapres.
"Diharapkan Bank Syariah Indonesia Tbk. akan memiliki modal dan aset yang cukup, baik dari sisi finansial, sumber daya manusia, teknologi informasi maupun produk dan layanannya," tambah Wapres.
Bank Syariah Indonesia juga diharapkan dapat meningkatkan efektivitas bank-bank syariah yang ada di Indonesia, selain juga meningkatkan daya saing perbankan Indonesia di tingkat global.
Wapres mengatakan keberadaan Bank Syariah Indonesia akan melengkapi ekosistem keuangan syariah di dalam negeri, mulai dari jangkauan permodalan terkecil lewat lembaga keuangan ultra mikro dan mikro syariah hingga permodalan terbesar lewat BSI.
Baca juga: Presiden sebut Inggris dan Amerika juga jalankan ekonomi syariah
Baca juga: Erick targetkan BSI jadi 10 besar bank syariah dunia
Baca juga: Ketua OJK ungkap kiat dongkrak pangsa pasar ekonomi syariah
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021