Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggandeng Traval.co dan Caventer Indonesia menggelar tur virtual yang bertajuk Virtual Indonesia - Surga yang Tersembunyi dalam rangka memperkenalkan 10 desa wisata di Indonesia.Targetnya, hingga 2024 bisa menjadikan 244 desa wisata maju, mandiri dan tersertifikasi desa wisata berkelanjutan
"Bersama-sama kami akan melaksanakan tur virtual 10 desa dan kawasan wisata yang tersebar di seluruh Indonesia dari Indonesia barat hingga Indonesia timur," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, dalam acara konferensi pers daring di Jakarta, Rabu.
Tur virtual ini akan ditayangkan di Youtube Pesona Indonesia setiap Sabtu dan Minggu pukul 10 pagi WIB, sejak 30 Januari hingga 28 Februari 2021.
Tur virtual ini dapat diikuti secara daring dan gratis. Masyarakat juga dapat turut berpartisipasi memberikan donasi untuk membantu pembangunan desa dan kawasan wisata.
Ia mengatakan dalam tur virtual ini akan diperkenalkan 10 desa wisata yang memiliki budaya dan keindahan alam luar biasa, namun masih belum diketahui secara luas oleh masyarakat.
Sebanyak 10 desa wisata yang akan ditampilkan dalam tur virtual ini di antaranya Pulau Banyak – Aceh Singkil, Desa Belibak – Kepulauan Anambas, Desa Karangduwur- Kebumen Kawasan, Desa Wisata Nanas Madu – Pemalang, Desa Bayan – Lombok Utara, Kawasan Kabola – Pulau Alor, Desa Aisandami – Teluk Wodam, Desa Bajo Mola – Kepulauan Wakatoba, Desa Ngilngof – Kepulauan Kei, dan Desa Sebujit– Bengkayang.
Desa-desa ini dipilih berdasarkan keunikan dalam segi geografis, budaya, maupun aktivitas atau pengalaman yang ditawarkan, belum atau masih jarang diketahui.
Selain itu, juga melibatkan masyarakat serta komunitas lokal dalam pengembangan wisata sehingga seluruh potensi yang ada tergarap dengan baik.
Lebih lanjut, Sandiaga menjelaskan pengembangan desa wisata dinilai penting, sebab hal tersebut merupakan bentuk respons ide-ide inovatif lokal di tingkat “grassroot” serta melestarikan nilai-nilai warisan budaya yang menjadi identitas Indonesia.
"Karena itulah Kemenparekraf mendukung pengembangan desa wisata di Indonesia, kita dukung all out. Targetnya, hingga 2024 bisa menjadikan 244 desa wisata maju, mandiri dan tersertifikasi desa wisata berkelanjutan, sesuai dengan RPJMN 2020-2024. Koordinasi mengembangkan desa wisata ini telah dilakukan dengan Asosiasi Desa Wisata (Asidewi) maupun KemendesPDTT," kata Sandiaga.
Founder Traval.co Julius Bramanto mengatakan tur virtual ini menjadi salah satu solusi untuk mengangkat semua potensi wisata suatu daerah di tengah pandemi COVID-19.
“Virtual Indonesia - Surga yang Tersembunyi” ini dikemas dengan satu bentuk storyline yang didukung oleh audio dan visual yang menarik, sehingga diharapkan dapat memunculkan daya tarik masyarakat untuk berkunjung ke 10 desa wisata tersebut setelah pandemi berakhir.
"Kolaborasi ini adalah bentuk komitmen kami dalam mengembangkan pariwisata berbasis komunitas. Kami berharap acara ini dapat menginspirasi anak-anak muda dari seluruh daerah lain," ujar Julius
Selain itu, Founder Caventer Fitri Ningrum, berharap ajang tersebut dapat mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia ke seluruh dunia.
"Harapan kami ini bisa menjadi motivasi untuk semuanya, seluruh desa, seluruh komunitas di berbagai daerah agar tetap semangat berinovasi mempelajari hal baru termasuk mempromosikan daerahnya dan terhubung ke seluruh Indonesia. Dan semoga bisa terhubung ke seluruh dunia untuk mendukung Indonesia," ujar Fitri.
Sementara itu, Ketua Badan Usaha Milik Desa Karya Mandiri dari Desa Kepulauan Banyak, Aceh Singkil, Asril, berterima kasih kepada Kemenparekraf, Traval.co, dan Caventer yang telah membuat program wisata virtual. Ia berharap desa wisata yang berada di Pulau Banyak, Aceh Singkil, dapat menjadi daya tarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
"Kami berterima kasih juga kepada Kemenparekraf telah memfasilitasi kami, didukung oleh Carveter dan Traval.co. Dengan adanya program ini desa kami bisa diperkenalkan ke seluruh Indonesia. Di sini ada berbagai hal yang bisa diangkat, mulai dari kearifan lokal, kuliner, suvenir, hingga wisatanya," ujarnya.
Baca juga: Menparekraf jadikan desa wisata di Bintan sebagai percontohan
Baca juga: Kepri optimistis Menparekraf mampu membuka akses turis Singapura
Baca juga: Sandiaga minta KPK awasi program Kemenparekraf cegah korupsi
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021