Dengan mengenakan topi tradisional berwarna hitam dan rompi merah tanpa lengan, seorang dokter di sebuah rumah sakit pendidikan di Ibu Kota Kathmandu, menjadi penerima pertama dosis yang diambil dari lapisan es dalam pendingin biru kubus dan disuntikkan oleh seorang staf medis.
"Kita memiliki senjata baru sekarang dan saya berharap kita dapat segera mengalahkan virus corona," kata Dinesh Kafle (50) setelah diberi tepukan tangan oleh mereka yang mengantre untuk mendapat giliran divaksin.
Puluhan ribu petugas kesehatan garis depan Nepal akan menerima vaksin AstraZeneca India, ujar Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli.
"Kami sedang dalam pembicaraan dengan India untuk mendapatkan lebih banyak vaksin dengan harga yang pantas," kata Oli, yang berupaya mendapat dukungan masyarakat pada saat dia mengincar kemenangan dalam pemilu.
Bulan ini, India mengatakan akan memberikan jutaan dosis vaksin kepada negara-negara tetangganya di Asia Selatan. Mereka memuji langkah India itu --yang bisa menjadi bukti pembendungan pergerakan China di wilayah tersebut.
Pihak berwenang mengatakan China, yang telah berjanji untuk membantu Nepal menangani pandemi, belum mendapatkan izin soal penggunaan vaksin Sinopharm.
Dalam beberapa tahun terakhir, negara yang mayoritas beragama Hindu yang terjepit di antara China dan India itu telah menjadi arena persaingan pengaruh diplomatik dan strategis antara dua raksasa Asia tersebut.
Selama bertahun-tahun, India telah berjuang untuk menyamai laju investasi China di Nepal serta negara-negara Samudra Hindia, yaitu Maladewa dan Sri Lanka --tempat China membangun pelabuhan, jalan, dan pembangkit listrik melalui Inisiatif Sabuk dan Jalan.
Namun, permintaan vaksin di negara-negara itu, yang bergulat menghidupkan kembali ekonomi mereka yang bergantung pada pariwisata, telah membuka peluang bagi pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi untuk mendapatkan kembali pijakan, menurut para diplomat.
"Kita dapat memulai kampanye vaksinasi kita dalam seminggu setelah India mulai," kata Oli, yang baru-baru ini diusir dari Partai Komunis yang berkuasa oleh para penentangnya atas keputusannya yang tiba-tiba pada Desember untuk membubarkan parlemen dan mengupayakan pemilihan awal.
Dengan populasi lebih dari 30 juta, Nepal mencatat 270.092 kasus COVID-19, dengan 2.017 kematian.
Sumber: Reuters
Baca juga: Nepal setujui penggunaan darurat vaksin COVID AstraZeneca
Baca juga: Nepal akan gratiskan tes dan perawatan COVID-19 saat kasus melonjak
Baca juga: Nepal berusaha akhiri ketergantungan pada India
Pandemi COVID-19 picu lonjakan penjualan sepeda di Kathmandu
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021