• Beranda
  • Berita
  • Menlu baru AS desak Iran kembali ke kesepakatan nuklir

Menlu baru AS desak Iran kembali ke kesepakatan nuklir

28 Januari 2021 07:32 WIB
Menlu baru AS desak Iran kembali ke kesepakatan nuklir
Mayor Jenderal Hossein Salami mengunjungi situs rudal bawah tanah Garda Revolusi Iran di lokasi yang dirahasiakan di Teluk, foto diperoleh pada Jumat (8/1/2021). ANTARA FOTO/IRGC/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS/rwa.

... jika Iran kembali memenuhi kewajibannya di bawah JCPOA, Amerika Serikat akan melakukan hal yang sama.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Rabu (27/1) berpegang pada pendiriannya bahwa Teheran harus kembali mematuhi kesepakatan nuklir Iran sebelum Washington, yang meninggalkan pakta itu di bawah mantan Presiden Donald Trump, akan mematuhinya.

Ketika sebagai kepala diplomat AS membuat komentar publik pertamanya soal Iran, Blinken menegaskan kembali kebijakan Presiden Joe Biden "bahwa jika Iran kembali memenuhi kewajibannya di bawah JCPOA, Amerika Serikat akan melakukan hal yang sama."

Kesepakatan nuklir, yang secara resmi disebut  Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), disepakati oleh Iran dan enam negara besar pada 2015.

Perjanjian itu mengikat Iran untuk membatasi program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi dari Amerika Serikat dan negara lainnya.

Trump hengkang dari kesepakatan itu pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi AS, yang menyebabkan Iran mulai melanggar ketentuan dalam perjanjian tersebut.

Jika Iran kembali ke kesepakatan itu, Washington akan berusaha membangun apa yang disebut Blinken sebagai "perjanjian yang lebih lama dan lebih kuat" yang akan menangani masalah "yang sangat problematis" lainnya.

Blinken tidak menyebut masalah yang mana tetapi Biden mengatakan masalah-masalah yang dimaksud antara lain menyangkut pengembangan rudal balistik Iran serta dukungan Teheran untuk pasukan proksi di negara-negara seperti Irak, Suriah, Lebanon dan Yaman.

"Iran tak patuh pada sejumlah bidang dan ini akan membutuhkan waktu, seandainya Iran membuat keputusan untuk melakukannya, untuk kembali patuh, saatnya bagi kami kemudian untuk menilai apakah Iran memenuhi kewajibannya," kata Blinken kepada wartawan.

"Kami belum ke sana, setidaknya," tambahnya.

Dia menolak mengungkapkan pejabat AS mana yang akan memimpin pembicaraan dengan Iran tapi mengatakan "kami akan mengusung perspektif berbeda tentang masalah ini."

Sumber: Reuters

Baca juga: Gedung Putih sebut Biden akan bahas Iran dengan mitra asing

Baca juga: Presiden Rouhani desak pemerintahan Biden kembali ke perjanjian nuklir

Baca juga: Iran tolak usulan IAEA yang ingin ubah isi perjanjian nuklir JCPoA
​​​​​​​

 

Iran tidak ingin ada perang di kawasan Timur Tengah

Pewarta: Mulyo Sunyoto
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021